Minggu, 25 Desember 2011

My Dormitory : Rusunawa (Rumah Susun Mahasiswa) IPB

12 comments
Sebelumnya, izin ambil gambar rusun nih dari flickr. Soalnya ga punya media canggihnya nih buat moto ini. Yang punya SLR kan cuma dua tiga orang aja :P (bilang aja deh ga punya model Ok ok) Tapi, kalo boleh jujur sih gambarnya masih bening nih gedung. Aslinya, udah rada kuleuhe (read: kumel) meskipun tidak mengurangi kemewahan apartemen (ciee apartemen) ini haha.

YA! Inilah snapshot of RUSUNAWA! Kenapa disebut Rusunawa? Ya, bentuknya kan memang rumah susun khusus untuk mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) di Institut Pertanian Bogor selama 1 tahun dengan sistem boarding/asrama. Nama formalnya sih gedung A4. Tapi, berhubung gedung ini paling "bagus" (karena masih baru) daripada gedung asrama putri lain ya kita bedakan saja lah (-_-)

Setelah registrasi Asrama melalui sms ke BPA (Badan Pengelola Asrama), akhirnya dari sms yang tertera saya dinyatakan menempati gedung A4 kamar 418! Hmmh.. saya paling suka nih angka 4 dan kelipatannya ^0^ ( tanya kenapa? ) Setelah tanya-tanya, baru saya ketahui kalo kamar 418 ternyata berada di rusunawa yang punya lima tingkat! Saya berada di level 4 alias lantai 4 sodara-sodara! Kebayang tiap hari saya bolak-balik ke kamar saya yang ada di urutan dua lantai teratas ini betis langsung bengkak deh (lebay.com)

Ketika pertama kali menginjakan kaki di Rusunawa, para calon mahasiswa penghuni asrama ini ditahan di lobi untuk check in. Kita disuruh menandatangani perjanjian tentang tata tertib asrama, trus baru deh dikasih kunci kamar dan souvenir berupa pin Asrama! \(^0^)/ Oh iya, di asrama ini kita juga bakal didampingi kakak-kakak senior yang umurnya biasanya tiga atau empat tahun di atas kita atau artinya angkatan 45/44 di IPB. Mereka adalah orang-orang yang terpilih setelah melalui seleksi akademik dan leadership yang ketat. Sebutannya adalah SR (Senior Resident). Keren ya? oh iya, biasanya mbak-mbak atau mas-mas yang jadi SR baik di Asrama putri maupun putra ini adalah seorang akhwat dan ikhwan yang jilbabnya lebar-lebar atau yang punya janggut tiga helai (haha) Mengapa begitu?? Belum tentu mahasiswa biasa mampu dan sanggup menghadapi berbagai tekanan yang mungkin terjadi selama membina adik-adiknya di asrama. Para aktivis dakwah lah yang biasanya punya kekuatan tangguh untuk mengatasi itu semua! Makanya, jangan heran kalau di IPB banyak jilbaber yang berseliweran bercipika-cipiki tiap berpapasan atau hanya mengucapkan salam bahkan hanya menebar senyum. Damai bukan? d^.^b

Bercerita tentang SR, mereka adalah orang2 yang tangguh dan berjiwa besar walau kadang perilaku adik-adiknya yang sering melanggar peraturan asrama sering membuat hati mereka tertoreh luka. Ada yang pakai handuk saja kalau keluar kamar mandi, ada yang jualan makanan di asrama, pakai celana pendek di atas lutut, perkelahian, pakai sendal di lorong dan terutama JAM MALAM ASRAMA .

Peraturan untuk pulang sebelum jam 9 malam adalah peraturan yang paling sering dilecehkan. Bukan apa-apa. Kalau gak mau dihukum, ya jangan telat! Yeh..ini malah manjat pagar belakang asrama. Tujuannya sih kabur dari interogasi satpam dan hukuman dari SR (ya paling disita KTM + konsekuensi keterlambatan) Tapi, kalo kayak gitu namanya tidak menghargai kesepakatan yang sudah disetujui sejak registrasi asrama pertama kali. Iya, kan? Kalo mau masuk ya masuk lewat jalurnya. Harus siap dengan konsekuensinya!
Oke lah kalau ada acara organisasi, kita bisa minta buat surat keterangan. Tapi kalau alasannya karena habis main mau pake alasan apa lagi? apalagi kalau keseringan? Bahkan, saya sendiri sering mendengar ejekan, cemoohan, dan kata-kata miring lainnya dari mulut orang-orang di sekitar saya yang menegaskan bahwa : "Kita bukan anak bayi! Hak asasi!" Oke, kita sudah dewasa. Makanya, coba sekali buka mata buka telinga buka hati! Peraturan mana yang tidak punya manfaat? Kenapa dibatasi sampai jam 9? Jam malam putri yang dibatasi sampai jam 9 itu tidak lain bertujuan untuk menjaga keamanan kita sebagai wanita. Loh, apa hubungannya? Secara kodrat, nafsu laki-laki liar yang berkeliaran di jalan meningkat seiring pekatnya langit malam. Apalagi kalau keluar asrama malam eh niatnya ketemu si Doi. Mangkanya..perlu kewaspadaan lebih. So, untuk mencegah itu...dibuatlah peraturan jam malam ini.

Eh, kok jadi ke peraturan asrama ya? Lanjut deh ke kamar saya di lantai 4 hehe. Jadi rada esmosi nih. Huffh...tarik nafas dulu dalam-dalam -_- . Oke, setelah dapet tuh kunci kamar langsung saya sambar tuh koper dan go in my bedroom!! Tralala... inilah tempat yang akan jadi saksi perjuangan saya dan 3 teman lainnya di kamar ini. Begitu punta dibuka.. KLEK. Ga ada orang! Iya lah..orang saya berangkat 1 hari sebelum jadwal seharusnya. Untuk calon mahasiswa luar jabodetabek memang boleh menempati asrama 1 hari sebelumnya. Tapi biarpun begitu toh sudah ada orang-orang yang di luar pulau jawa ex Sumatera, lombok, bahkan Papua keluar masuk lingkungan asrama. Untuk foto kamarnya,belum taken nih. Cari kamera bagus dulu :P

Sore harinya, ketika saya kembali ke kamar setelah pergi cari makan di kantin saya shok! Ada seorang perempuan bertubuh agak gemuk bersama seorang wanita paruh baya yang hampir sama juga (apanya? hehe) . Rupanya anak yang kulihat ini adalah teman sekamarku! Akhirnya punya temen sekamar juga ^^. Dia tampak sibuk mengeluarkan isi tasnya yang didominasi oleh pakaian. Ibunya juga nampak serius merapikan baju anaknya sampai-sampai kedatangan saya tak digubris selama beberapa menit. Barulah anaknya mengenalkanku pada ibunya. Namanya aku singkat saja R, anak Malang, Jawa Timur. Pantesan "gue-elo"nya medookk banget. Jurusannya Ilmu Keluarga dan Konsumen (calon ibu bersertfikat nih ^^) Kita melewati hari-hari matrikulasi berdua di kamar ini selama 1 bulan. Yak , maklum anak undangan di IPB harus melewati tahap matrikulasi dulu. Kebetulan saya dapat Pengantar Matematika, si "R" ini dapat Landasan Matematika. Kalau udah lulus minimal C ga usah ikut lagi mata kuliah ini selama 1 semster. Enak kan?

Setelah kenal lama, barulah sifat aslinya ketauan. Nih anak hobinya ngomongg... mulu. Kadang esmosian gara2 punya penyakit darah tinggi katanya (waduh, kudu ati-ati nih). Makanya aku kebetulan yang diem ga banyak omong ama nih anak. Kajian pembicaraannya juga gak pernah nyambung. Katanya saya religius banget eh dia sebaliknya. Makanya anak-anak di lorong tuh mandang saya segan pertama kali. Bawaannya takut katanya. Yaelah.. emang wajahku kayak "voldemort" y? -__-

Oke, setelah 1 bulan berlalu. Alhamdulillah saya lulus matrikulasi :). Akhirnya dapat teman baru lagi nih dari jalur SNMPTN Tulis dan UTM. Inisialnya W dan L. W jurusan agronomi dan hortikultura lain halnya si L jurusan Budidaya perairan. Wih, multijurusan banget nih kamar saya. Ada FMIPA, Faperta, FPIK, dan FEMA. Sampai sekarang saya masih adem ayem tuh di kamar bersama teman-teman yang unik-unik ini. Yang satu diemm banget hobinya baca buku tapi ga pake kacamata, satunya hobinya siklikal banget : kuliah-belajar-tidur (jarang nyapa nih anak), satunya kek kelelawar kalo siang tidur mulul eh malem kelayapan ke kamar orang nyari temen yang sama2 insomnia. Kadang kalo ditengok baru tidur jam satu atau dua-an. Makanya deh ni anak kalo shubuh ya susah banget dibangunin. ..

Read More...

Jumat, 23 Desember 2011

Harapan itu masih ada

Leave a Comment
Sebenarnya bingung saya mau nulis apa sekarang. Notebook yang saya namakan "whitey" karena skinnya berwarna putih ini sudah standby sejak subuh. Kasian kan kalo dibiarin nganggur (aduh apa deh...) Akhirnya terbesit untuk "ngepost" lagi di blogger setelah sekian lama (sekian lama...aku menunggu... :P) vakum di dunia per bloggeran. Mumpung lagi ada mood buat nulis (nulis apa curhat?) Ini bukan tentang lirik "Harapan itu masih ada" nya ShouHar. Daripada ga ada judul lain, ya terpaksa asal2an saja s aya tulis saja. Terus tentang apa? Simak saja ya ceritanya dan buat kesimpulan sendiri tentang makna judul ini.

Setiap kali ditanya apa sih cita-cita kamu? Sejenak aku berpikir, mempertimbangkan kembali apa cita-cita saya sesungguhnya. Oke, secara formal sering sekali sayakatakan jadi programmer. Toh, saya mahasiswa Ilmu Komputer sudah pasti berkecimplung di dunia pemrograman berteman dengan algoritma, kalkulus 1-lanjut, bahasa C, D,E,F,G haha cukup! cukup mengerikan kalo saya sebutin satu persatu.

Harapan itu beti (beda tipis) dengan mimpi. Hanya saja, saya gak mau nyebut mimpi dalam konteks ini walaupun faktanya ujung2nya mimpi juga (yaelah..... gubrak!!) Dari berbagai harapan yang ada saya akumulasikan dalam satu ide pokok : kebahagiaan. Harapan saya ingin membahagiakan orang tua saya, orang-orang di sekeliling saya, dan orang-orang terdekat saya. Sebenernya, ide menulis harapan ini bermula dari tugas mata kuliah kewirausahaan tentang mimpi selama 5 tahun dan 10 tahun mendatang. Di lembar tugas, saya memang hanya menulis 4 poin utama mimpi saya. Faktanya, mimpi / harapan saya (tuh kan ujung2nya mimpi...) bejibun sodara-sodara!




1. Be Inspiring Student
Ide ini tergagas ketika mba ....** (Lupa namanya, afwan mba ) diundang sebagai pembina apel asrama setiap pagi sewaktu masih tingkat matrikulasi. Oh iya, sebelumnya mahasiswa di IPB pada tingkat 1 memang diwajibkan untuk jadi insan asrama selama 1 tahun. Dengan lancarnya beliau memaparkan kehidupan asramanya yang awalnya terasa berat ia lakoni secara bertahap (maklum katanya, mantan anak mami) hingga akhirnya beliau jadi mapres. Subhanallah. Selain berprestasi secara akademik dengan IPK lebih dari 3,5 beliau mampu menyabet kejuaraan non-akademik dengan mengikuti perlombaan Paper yang mengantarkan dirinya ke negeri Sakura. Aduh mbak... pengen rasanya saat itu saya yang ada di sana #gigitjari. Meskipun gak terobsesi jadi mapres, boleh lah jadi aktivis :D

Yang bikin patut diacungi jempol, beliau juga adalah seorang aktivis dakwah yang tidak hanya memikirkan kepentingannya sendiri tapi juga berkontribusi demi kepentingan ummat (masyarakat). Secara otomatis, paper yang beliau tulis menjadi sarana dakwah yang efektif untuk membuktikan bahwa seorang muslimah juga bisa berprestasi!


Untuk poin pertama sebagai "mapres" saya agak sangsi bisa nulis paper dan diterima sehingga bisa dipresentasikan di luar negeri meskipun english skill saya juga ga jelek-jelek amat lah. hehe. Saya pesimis untuk menghasilkan tulisan-tulisan baik meskipun saya tahu butuh proses untuk menjadi "besar". Paradigma dan dogma semua hal butuh "bakat" masih menancap di pikiran saya. Perasaan bahwa saya tidak punya bakat di dunia tulis menulis adalah dinding pembatas yang entah kapan bisa saya robohkan. Yang penting menjadi muslimah yang menginspirasi, itu lebih dari cukup :D

2. IPK TPB (Tingkat Persiapan Bersama) minimal 3,0
Saya bukan orang yang berambisi berlebihan untuk mencapai target maksimal, tapi saya juga bukan orang yang tidak punya target. Sebenarnya, nilai UTS kemarin cukup memuaskan. Sudah dapat nilai A, AB dan B untuk beberapa mata kuliah. Tapi untuk UAS ini? Ya Allah terasa berat sekali. Belakangan ini saya kurang bisa memenej waktu sehingga saya selalu kelelahan dan langsung menyambar bantal begitu sampai di asrama. Padahal saya biasa review materi yang kurang paham kalau penyakit mahasiswa kambuh sewaktu di kelas (ngantuk maksudnya..)

Semoga saja tetap semangat untuk meraih nilai akhir yang memuaskan ... amiin. Kabar-kabarnya nih ya, anak Ilkom seperti saya bakal susah dapet IPK 3. Jadi manfaatkan tingkat paling bahagia ini (kata senior sih begitu). Soalnya kalau udah di departemen, aktivitas kita bakalan segudang selain tugas-tugas project dan organisasi musti padat deh. Wajar banget kalo keteteran apalagi untuk mata kuliah berat seperti algoritma dan aljabar linear. Tapi ya.. namanya manusia. Hanya bisa berusaha, setelahnya tawakal saja lah. Apalagi ada rumor dari dosen kalau anak-anak FMIPA seperti saya di awal TPB bisa lolos dari nilai C atau D, tapi untuk tingkat selanjutnya siap-siap bertempur. Lain halnya dengan fakultas lain yang kebalikannya (sebenernya sih sama saja, hanya tingkatan perjuangan karena materi departemen yang njelimetnya itu yang jadi faktor pembeda) Makanya, di TPB ini saya harus bisa meraih IPK > 3

"
harapan itu masih ada!"






Read More...