Rabu, 20 Februari 2013

Upgrading BEM FMIPA

Leave a Comment

                Idealnya,  hari minggu adalah hari yang pas untuk mereflekskan diri karena kepenatan aktivitas selama satu minggu. Apalagi cuaca yang mendung karena semalam hujan mengguyur bumi Dramaga pun mungkin membuat  orang berpikir dua kali untuk melakukan kegiatan produktif di luar sana dan memilih untuk menikmati secangkir teh hangat di pagi itu atau bahkan menarik selimutnya kembali terkecuali saya. Yap, meskipun awalnya juga saya enggan untuk mengikutinya karena perasaan semacam bosan itu tiba-tiba datang di samping tubuh yang kurang fit karena kelelahan. Bosan karena sudah membayangkan isi acara selama setengah hari itu pasti tak jauh beda dari acara-acara lain yang serupa bernama upgrading. Upgrading, seperti namanya yang berarti meng-upgrade. Artinya meng-upgrade kapasitas diri, meng-upgrade kekeluargaan dan kepedulian sosial antar anggota BEM FMIPA 2013. Alasan itulah yang membuat saya akhirnya tergerak melangkahkan kaki ke kampus untuk sekedar “say hallo” dengan teman-teman di BEM yang sesungguhnya masih belum saya kenal. Wajar lah bila melihat intensitas pertemuan lebih banyak dihabiskan bersama teman-teman Kominfo daripada teman-teman di departemen lain.  
                Tepat pukul 06.30 saya tiba di POMI bersama Kominfo-er lainnya, Tia. Ternyata masih segelintir orang yang sudah berkumpul di sana termasuk kami. Baru sekitar pukul 07.00 acara dimulai dengan perkenalan diri dilanjutkan dengan pembagian kelompok dimana setiap kelompok gak boleh ada yang satu departemen, baik di FMIPA maupun di BEM. Mustahil memang karena ternyata ada ilkomer lainnya, Rudi di kelompok saya 6(-_-   Setelah pembagian kelompok, dipilihlah Rudi sebagai ketua kelompok dan lahirlah kelompok bernama Metamorfosa. Setelah berbaris rapi, ka Fahri Amirullah, mantan ketua BEM FMIPA tahun sebelumnya mencoba mengakrabkan antar kelompok dengan berbagai macam challenge, mulai dari permainan mundur maju kiri kanan (apa namanya, terserah XD) sampai perlombaan menendang sepatu sampai ke gawang secara beramai-ramai dengan kondisi badan ada dalam sarung yang dijaga oleh masing-masing ketua kelompok. Meskipun kami hanya bisa memasukan 8 buah sepatu, cukup menambah euphoria juga di pagi hari yang mendung itu.
                Setelah pemanasan dengan permainan tadi, kami digiring menuju pos pertama di sekitar lapangan bola belakang asrama C4. Apa permainannyaaa?  Sebut saja mengepel tanah -_-. Untungnya saya sudah antisipasi dengan memakai pakaian serba gelap khusus buat outbound.  Dengan kondisi mata ditutup slayer kami harus merangkak melewati tali dan sangat dilarang untuk mengenai talinya tapi diharuskan untuk tetap terhubung dengan teman-teman sekelompok di belakangnya bersama-sama merangkak mengepel tanah. Walaupun sudah berusaha, kami tetap kalah karena kurang strategi. Akhirnya kami hanya sukses menyapu tanah dengan pakaian kami yang bercampur tepung karena kalah mulu 0_o Betapa excitednya lawan main kami menaburkan tepungnya. Selesailah  10 menit bermain dengan tepung dan menyapu tanah ^^.
                Setelah melewati pos pertama, kami menuju petualangan selanjutnya sebut saja evakuasi korban bajir *eh evakuasi tas. Melewati bukit, semak-semak, air, dan jalanan terjal sudah menjadi makanan rutinan untuk outbond upgrading. Karena sudah terlatih mengikuti  outbond, saya lincah menggerakan kaki saya mencari jalan yang aman dari peluang jatuh hihihi. Kami harus berjongkok melewati kubangan air kotor yang tentunya sudah didesain sedemikian rupa agar bisa dilewati tanpa membahayakan nyawa *lebay. Karena jalan yang dilalui cukup dalam, akhirnya hanya kaum adam saja yang harus menyebarang membawa tas di atas kepalanya agar tetap kering. Akhirnya.... tibalah penghujung petualangan kita. Lomba estafet air di sungai!! Kami harus memasukan air sebanyak-banyaknya ke sepatu dengan mengestafetkan air dari belakang ke depan. Oalaah, entah mau sebanyak apa kami have fun mengestaafetkan air yang lebih banyak hilang di tengah perjalanan. Diakhiri dengan foto bersama,  inilah Upgrading BEM FMIPA 2013!! Eeh, tapi ternyata masih ada inti acara yang terpenting lainnya, muhasabah! Inilah  moment dimana kita seharusnya meng-upgrade diri menuju manusia yang lebih baik lagi. Kami memejamkan mata sambil bermuhasabah mengevaluasi diri terhadap amanah masing-masing di BEM. Ketika mungkin orang lain asyik berkutat dengan kuliahnya saja atau banyak bermain-main, kami harus rela membagi waktu belajar kami dan lebih banyak memikirkan bagaimana suatu event ini terlaksana dengan baik atau bagaimana administrasi dan advokasi mahasiswa tereksekusi dengan lancar. Yup, beruntunglah kita disibukan dengan hal-hal baik.   Seyogyanya, begitulah seharusnya manusia. Sesungguhnya kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Semangat patrior pejuang FMIPA! Keep kompak and smle (^_^)9  
 
Tumblr
Read More...

Jumat, 08 Februari 2013

10 Hal yang Harus Dilakukan Mahasiswa Ilmu Komputer

Leave a Comment
Sumber : http://ifnubima.org/10-hal-yang-harus-dilakukan-mahasiswa-komputer-sebelum-lulus-2/
dengan beberapa perubahan seperlunya. 
1. Belajar Menulis
       Terus terang selama karir saya sebagai mahasiswa, yang berlangsung cukup lama, belum pernah sekalipun kebagian tugas untuk membuat dokumentasi program. Dari dulu, jaman-jaman masih mengerjakan tugas kuliah, kerjaan saya cuma satu : Coding. Oke, ini mbantu banyak dalam meningkatkan skill programming. Tapi setelah saya terjun di dunia kerja kerja, ada satu hal yang saya sadari : Programmer yang menginspirasi saya, kebanyakan bukan programmer yang jagooo banget, yang sampai bisa membuat kernel OS (Linus Tordsvald atau Andrew Tannebaum), tetapi blogger-blogger yang rajin menulis. Roman StroblSamuel FranklynJeff AttwoodEndy MuhardinFrans Thamura dan Joel Spolsky adalah blogger-blogger dan aktivis komunitas yang sangat rajin menulis. Mereka mempunyai blog dan postingan di komunitas yang bagus sekali. And they inspire me a lot!
Penting buat kita untuk membuktikan eksistensi kita sebagai “Profesional” dan membagikan pikiran kita kepada orang lain. Manfaatnya banyak sekali, terutama untuk mengasah skill kita dalam menyampaikan pendapat dan menjelaskan ide. Programmer adalah Knowledge Worker, kita dihargai dari level Knowledge yang kita punyai. Jika kita tidak dapat menyampaikan “Knowledge” yang kita punyai, ya resikonya kita bisa dinilai “undervalued”, dinilai lebih rendah dari level kita sebenarnya.
Ada ungkapan “Software doesn’t exist, if it doesn’t have documentation”. Dalam dunia IT documentation menempati posisi yang sangat penting. Bukan formal development documentation yang isinya requirement, UML Design dan sebagainya, tetapi user documentation. User tidak akan bisa menggunakan software kita kalau tidak ada dokumentasi bagaimana menggunakan softwarenya, apalagi kalau software kita berupa Framework Library. Spring, Framework Library dari komunitas yang paling sukses, mempunyai dokumentasi yang exhaustive ( baca semua dokumentasinya bisa gak selesai-selesai), dan ini benar-benar menjadi strong pointnya Spring.
Menulis dokumentasi juga merupakan bagian dari profesionalisme programmer. Membuat aplikasi, apalagi aplikasi berbasis produk, tidak hanya menulis kode program semata, tetapi juga mencakup: marketing, support, dokumentasi dan sebagainya sampai aplikasi tersebut benar-benar dipakai user. Hanya programmer amatir yang menulis program kemudian “abandon it”. Kita ini membuat program untuk digunakan oleh user, kalau itu menghendaki kita menulis dokumentasi yha tulis, kalau harus support dan menjawab pertanyaan di forum ya kerjakan, karena ini bagian dari profesionalisme kita sebagai programmer. “We dont create application and abandon it, we create application and ship it!!”.
Write something ordinary, and you will be appreciated by other people more than you create smart, tricky, owesome code which propably no one in this world would ever see it.

"Hmh, memang benar. Dokumentasi itu mutlak diperlukan. Knowledge tak akan berarti apa-apa jika tak ada media penyimpanan secara tertulis atau yang dinamakan dokumentasi. Gak selamanya otak kita mampu mengingat berbagai pengetahuan yang sudah kita pelajari selama kuliah kan?"
 
2. Kuliah yang benar
Dari pengalaman saya wawancara kerja, sebenarnya pewawancara cukup memahami bahwa freshgrade itu tidak mempunyai skill kerja yang bagus. Tetapi pewawancara harus menilai apakah yang diwawancara tersebut mempunyai pemahaman yang cukup baik tentang IT. Pewawancara akan menanyakan hal-hal fundamental seperti konsep algoritma, konsep sql dan memberikan sedikit test programming yang sederhana. Kalau setiap praktikum diikuti dengan baik, seharusnya semua hal tersebut dapat dijawab dengan lancar.
Penting juga untuk memahami konsep-konsep dasar Ilmu Komputer dengan baik sebagai pengetahuan wajib untuk programmer seperti konsep Operating System, Jaringan dan Relational Database. Kita kuliah bertahun-tahun, masak konsep dasar Ilmu Komputer ga ngerti? ngapain aja boz?

"OK. Saya tertantang untuk mempelajari tentang dunia IT lebih dalam lagi di samping aktivitas sebagai seorang eksekuter di sekret FMIPA uweeeh. Kalo kata bang Romi, pendiri Ilmukomputer.com selalu dalam perdjoeangan! Meskipun saya seorang wanita, jangan remehkan ya! hehe.."
 
3. Ambil kursus pemrograman, terutama OOP
Kita dididik, terutama, untuk menjadi programmer. Mungkin ada juga senior sejurusan kita yang bekerja di bidang lain disamping sebagai programmer. Tetapi coba lihat dengan teliti jalur karir yang mereka tempuh dari awal lulus kuliah, kemungkinan awalnya mereka adalah programmer. Freshgrade sebagian besar tidak mempunyai banyak pilihan jalur karir. Kalau IPnya tidak cum laude, lulusan IT akan susah memasuki area management. Kalaupun bisa, prosesnya sangat panjang, berbulan-bulan. Jangan sampai dalam masa penantian menemukan pekerjaan impian tersebut, kita menganggur, ini akan jadi handicap(kelemahan) yang besar dimata pewawancara.
Jadi kesimpulanya, apapun nanti jalur karir yang ingin anda tekuni, menjadi programmer adalah batu pijakan pertama yang cukup mudah dilalui. Jangan sia-siakan waktu lu yang berharga dengan terus menunggu berbulan-bulan tawaran terbaik datang ke depan pintu. “Start earlier, take a grip and start to build our skill”.
Bagi orang-orang sevisi dengan saya, coding sampai tua :D , mengambil kursus pemrograman OOP sangat penting. Gap antara freshgrade dan kebutuhan skill di industri sangat jauh. Kalau kita lulus dari kuliah tanpa punya skill apapun kita akan dihadapkan resiko dapet kerjaan yang underpaid, ya mau gimana, skill ga punya masak mau overpaid?
Bahasa pemrograman (baca : Platform) yang sangat populer sekarang ini nyaris semuanya berbasis OOP. Kita tinggal memilih salah satu platform yang dirasa terbaik sebagai basis kompetensi kita di masa mendatang (baca artikel saya tentang why java?). Pemahaman akan konsep OOP sudah menjadi skill yang wajib untuk tetap eksis sebagai programmer.
Kursus yang saya maksud disini bukan kursus sehari dua hari yang levelnya pengenalan (baca: maen-maen), tetapi kursus yang serius untuk menguasai platform pengembangan aplikasi. Pengalaman saya memberikan gambaran jelas pentingnya kursus ini, saya dulu kerja sebelum lulus karena keterpaksaan finansial (baca: kere :D ). Karena saya blom lulus dan skill == 0, saya harus menghadapi kenyataan dapet kerjaan underpaid, alias gaji cukup sampe tanggal 20, sisanya ya puasa!. Dengan kursus yang serius, kita bisa mengejar gap antara freshgrade dan kebutuhan industri, sehingga ga perlu dapet masa-masa underpaid kayak saya dulu :D

"Wah, jadi tertantang belajar lebih dalam tentang web programing berbasis Java nih ^^"
 
4. Cari tempat magang yang bagus
Magang adalah kesempatan pertama mahasiswa Ilmu Komputer berhadapan dengan proyek pengembangan perangkat lunak yang serius. Gak ada lagi main-main seperti ketika mengerjakan tugas kuliah. Semua langkah dalam SDLC dilaksanakan dengan sangat teliti, ga boleh ada kesalahan. Disinilah pengalaman akan mengajarkan kita bagaimana sebenarnya dunia industri dijalankan, pengalaman saya sih cuma satu : shock!. Ternyata apa yang saya pelajari di bangku kuliah benar-benar ga cukup. Sindrom panik merajalela di antara temen-temen seangkatan, milis angkatan yang biasanya sepi-sepi aja tiba-tiba rame dengan pertanyaan ini itu :D .
Kalau anda bisa mendapatkan tempat magang yang bagus, misalnya perusahaan IT yang bonafid, pengalaman magang akan mengajarkan  banyak hal. Pengalaman ini akan jadi wake-up call bagi mahasiswa-mahasiswa bahwa mereka ini benar-benar unskillful dan masih belum siap masuk dunia kerja, disini sikap positif diperlukan untuk mengambil hikmah dari pengalaman. Jika anda benar-benar shock dan ga bisa bersikap positif, maka bisa jadi karir sebagai programmer mati sebelum berkembang :D .

"Meski masih semester 4, gak ada salahnya ancang-ancang nih buat persiapan semester 7. Latihan memasuki dunia IT yang kejam "
 
5. Belajar bahasa inggris
Ini sih ga perlu dijelaskan juga pada tahu kalau help, dokumentasi dan buku IT nyaris 95% bahasa inggris. Mencari tutorial komprehensif yang ditulis dalam bahasa indonesia seperti mencari kelereng dalam bak truk penganggkut pasir. “Learn english or know nothing!”.


"Komputer pun menggunakan bahasa Inggris ..(iya laah)"

6. Belajar mikroekonomi
Dalam perjalanan hidup manusia yang naik turun, banyak sekali masa-masa dimana kita harus memilih untuk menjadi pengusaha atau profesional. Namun saya yakin apapun pilihan bidang karir kita nanti, ilmu ekonomi sangat dibutuhkan, terutama mikroekonomi. Kita perlu tahu bagaimana mengolah keuangan, bagaimana merancang bussiness plan, bagaimana menyusun budget, bagaimana menyusun laporan keuangan dan bagaimana mengatur rencana keuangan. Semua tugas-tugas tersebut lambat laun akan harus kita kerjakan, baik di level pribadi, keluarga atau perusahaan.

"Hem, kalo yang satu ini saya gak jamin bisa. Padahal marketing software adalah salah satu job yang diminati era global ini. Paling nggak saya udah dapet dasar-dasar ekonomi waktu TPB hehe"
 
7. Jangan meremehkan mata kuliah non IT hanya karena membosankan
Saya pertama kali dapet nilai C pada waktu kuliah “Pengantar Ilmu Pertanian”, kemudian disusul oleh “Sosiologi Umum”, dilanjutkan dengan “Bahasa Indonesia II”. Dan anda tahu? saya sangat menyesal kenapa dulu nggak sedikit lebih keras belajar. Sekarang IPK ancur-ancuran, dan yang pasti saya dah ga bisa masuk perusahaan gede seperti Nokia yang menyaratkan IPK diatas 3.5.
Oke, mungkin analogi diatas tidak selalu benar untuk banyak kasus. Banyak temen-temen bisa berhasil dengan IPK tiarap, tapi anda harus mendengar dulu cerita ini.
Ada sebuah perusahaan A yang hendak melakukan rekruitmen pegawai freshgrade. Pak Wahyu, kepala bagian personalia bertugas untuk melakukan “pitching” dengan memasukkan iklan lowongan pekerjaan di beberapa media. Kemudian setelah batas waktu pendaftaran, ada banyak sekali pelamar yang mengirimkan lamaran pekerjaan.
Office boy datang melapor ke pak wahyu,
“Lapor pak, surat lamaran pekerjaan sudah selesai saya pack, mau diletakkan di mana nih pak?”,
“oh, silahkan letakkan di meja saya!”,
“wah, itu mustahil pak!”,
“lho, gimana maksudnya?”,
“lapor, lamarannya ada 10 dus ukuran kulkas tuju pintu pak!”
“hoh? oke-oke ga perlu panik, coba saya minta tolong disaring ya surat lamarannya, yang IPKnya dibawah 2.75 dipisahin”,
“siap pak, laksanakan”.
….
“Pak, lapor, sudah selesai dipisahkan”,
“oke, sekarang tinggal berapa?”,
“masih ada seribu pelamar lagi pak!”
“hmmm masih terlalu banyak, tolong yang IPKnya dibawah 3.5 disaring… , oh iyah kalo udah selesai disaring, lamaran sisanya kamu pack trus jual ke tukang kertas, uangnya buat kamu, mayan buat beli rokok, makasih dah mbantuin :D ”
“sama-sama pak”
Nah dari cerita diatas, lamaran pekerjaan saya akan jadi bungkus kacang rebus :D
Menyebalkan sihbelajar matakuliah non IT, tapi anda harus sadar, IPK adalah nilai evaluasi paling jelas menggambarkan kemampuan kita. Pertama, karena dinilai oleh banyak dosen. Kedua, dinilai dalam tenggang waktu yang lama. Ketiga, dinilai dari berbagai macam matakuliah yang berbeda-beda. Keempat, IPK mencerminkan bagaimana anda menyelesaikan masalah, asal-asalan atau perfeksionis. Bagi banyak perusahaan IPK menjadi tolok ukur paling berpengaruh untuk menilai profile seorang freshgrade. So? dont blow non IT course because it’s boring!

"Yap, IPK memang bukan segalanya. Tapi segalanya berawal dari IPK (0_o) Alhamdulillah sekarang masih ada di batas aman (>3,00) ^^"

8. Berhentilah mengkhawatirkan nanti akan kerja di mana
Beberapa temen saya, terutama dari jurusan non IT, banyak bertanya-tanya kemana nanti kerjanya setelah lulus. Karena lapangan pekerjaan untuk mahasiswa IPB yang sesuai dengan disiplin ilmu di bangku kuliah sangat terbatas. Sebagaian besar teman-teman saya bekerja di bidang yang berbeda jauh dengan jurusanya pada waktu kuliah dahulu. Tetapi hal ini sedikit berbeda dengan Ilmu Komputer, lapangan kerja sebagai programmer dan IT profesional masih sangat terbuka lebar. Berhentilah mengkhawatirkan nanti mau kerja di mana, pasti dapet kerjaan. Bagi lulusan IT “Nyari kerjaan itu gampang, nyari kerjaan yang gampang itu susah” :D

"Just believe in Allah. Usaha, doa, dan lucky. Lucky bisa didapat dengan hubungan vertikal yang baik dengan Allah dan hubungan horizontal dengan manusia."
 
9. Buatlah sebuah aplikasi sederhana sampai selesai
Kultur perusahaan IT adalah “Result Oriented”. Artinya perusahaan ga peduli gimana kita ngerjainya asalkan selesai!. Mau siang tidur, malem begadang, atau berangkat kerja jam 10 balik jam 7 malam, terserah. Perusahaan hanya peduli bahwa tugas yang diberikan diselesaikan dengan baik dan dalam tenggang waktu yang ditentukan, “get things done!”. Dengan membuat aplikasi sederhana sampai selesai, pada waktu wawancara kita bisa menunjukkan kepada pewawancara bahwa kita bisa produktif menghasilkan sesuatu, tidak hanya bisa omdo.
Pengalaman menyelesaikan aplikasi dari awal sampai akhir bisa menjadi poin yang sangat berguna dalam wawancara. Ada juga perusahaan yang menyaratkan kita berpengalaman terlibat dalam project, minimal dua kali, dari awal sampai akhir. Pengalaman seperti ini akan memberikan gambaran yang sangat penting untuk seorang programmer bagaimana proses SDLC berjalan.

"Sekarang masih ngerjain project Windows 8 champ -,-" "
 
10. Aktif di komunitas
Komunitas bisa menjadi media yang sangat penting untuk mengembangkan skill kita sebagai programmer. Disana kita bisa bertanya jika ada kesulitan, dan menjawab jika ada yang bertanya. Menjawab pertanyaan anggota milis lain sangat berguna untuk mengetaui sejauh mana pemahaman kita tentang masalah technical. Dengan menjawab juga, kita akan mendapatkan feedback tentang konsep yang sudah kita pahami, kalau salah pasti ada yang menjelaskan dimana salahnya.
Anggota komunitas sangat bervariasi dari profesional senior sampai newbie, jika kita sangat aktif, komunitas akan menyadari “kehadiran” kita. Saya sendiri merasakan dampak signifikan dari aktivitas di komunitas, terutama pengakuan banyak orang terhadap eksistensi kita sebagai profesional. Tentu saja hal ini akan sangat memperlancar karir kita, jadi orang terkenal itu enak lho, hahhahaha :D

Oke, 10 poin di atas sudah dijelaskan. Tinggal kita kerjakan dengan istiqomah insya Allah, one day we gonna get so high :)

Tumblr
Read More...