Selasa, 13 Mei 2014

Webliography Evaluasi dan Pengujian Usability

15 comments
JENIS-JENIS EVALUASI
Jenis evaluasi dibedakan menjadi 2 yaitu :
  1. Summative evaluation. Evaluasi yang dilakukan untuk menguji kesuksesan suatu produk yang sudah selesai yaitu mencapai standar yang ditentukan sebelumnya (ISO).
  2. Formative evaluation. Evaluasi yang dilakukan selama desain untuk memastikan produk sesuai dengan yang diinginkan pengguna.
Tempat untuk melakukan evaluasi dilakukan di laboratorium dan di lapangan/ lokasi kerja pengguna sistem. Waktu evaluasi dilakukan ketika muncul produk baru atau perbaikan dari produk sebelumnya.

Mengevaluasi Perancangan
Evaluasi ini terjadi setelah proses perancangan. Secara ideal, evaluasi pertama dilakukan sebelum implementasi dimulai. Jika perancangan dievaluasi, kesalahan dapat dihindari karena perancangan dapat diperbaiki sebelumnya.

Cognitive Walkthrough
Tujuan evaluasi ini untuk melihat seberapa besar dukungan yang diberikan pada pengguna untuk mempelajari beberapa tugas yang diberikan. Pendekatan ini dikemukakan oleh Polson, dkk. Walkthrough dilaksanakan oleh perancang atau seorang ahli dalam psikologi kognitif. Ahli bekerja melalui perancangan tugas tertentu, tahap demi tahap, mengidentifikasi masalah yang berpotensi pada kriteria psikologi. Kemudian dibandingkan ke proses dimana perancang software bekerja dengan koding pada kondisi yang berbeda.
Dalam pendekatan ini ada beberapa issue yang timbul yaitu :
  1. Pengaruh apa yang timbul setelah tugas ini diberikan ke pengguna?
  2. Proses cognitive apa yang tersedia?
  3. Masalah pembelajaran apa yang seharusnya timbul?
Analisis difokuskan pada tujuan user dan pengetahuan. Untuk melakukan evaluasi cognitive walkthrough membutuhkan informasi sebagai berikut :
  1. Deskripsi dari suatu interface yang dibutuhkan itu sendiri
  2. Deskripsi dari tugas termasuk usaha yang benar untuk melakukannya dan struktur tujuan untuk mendukungnya.
Dengan informasi yang sudah didapatkan maka evaluator dapat melakukan langkah dari walkthrough yaitu :
  1. Pilih tugas
  2. Deskripsikan tujuan awal dari user
  3. Lakukan kegiatan/aksi yang tepat
  4. Analisa proses keputusan untuk setiap kegiatan
Cognitive walkthrough berbasis formulir yang disediakan untuk merujuk evaluator melalui sekumpulan pertanyaan yang berhubungan dengan tugas dan tujuan user.

Heuristic Evaluation
Dikemukan oleh Neilsen dan Molich, hampir sama dengan cognitive walkthrough tetapi sedikit terarah dan terstruktur. Pada evaluasi ini, sekumpulan kriteria usability atau heuristic diidentifikasi dan perancangan dilaksanakan. Dalam sistem ini terdapat beberapa kriteria yaitu :
  1. Perilaku sistem dapat dipastikan
  2. Perilaku sistem konsisten
  3. Feedback tersedia
  4. Kemampuan memori user tidak melebihi batas
  5. Dialog merupakan orientasi tugas
Tujuan heuristic evaluation adalah untuk memperbaiki rancangan secara efektif. Evaluator melakukan evaluasi melalui kinerja dari serangkaian tugas dengan perancangan dan disesuaikan dengan kriteria setiap tingkatan. Jika kesalahan terdeteksi dapat ditinjau ulang untuk diperbaiki sebelum tahap implementasi. Pendekatan ini tidak seluruhnya subyektif dengan menggunakan kriteria khusus untuk merujuk evaluasi. Selain itu membutuhkan level pengetahuan tertentu untuk mengaplikasikan evaluasi ini. Misalnya untuk menentukan jika suatu perancangan melebihi memori user, perancang perlu mengetahui kemampuan memori manusia.

Review Based Evaluation
Evaluasi antara psikologi eksperimen dengan interaksi manusia dan komputer menghasilkan hasil-hasil eksperimen yang baik dan pengalaman yang nyata. Misalnya pada usability dari tipe menu yang berbeda, pemanggilan nama perintah dan pemilihan icon. Dalam kenyataannya, hasil eksperimen ini tidak dapat dipastikan mempertahankan keadaan yang tetap. Evaluator harus memilih data secara hati-hati, menunjuk rancangan eksperimen yang dipilih, subyek masyarakat yang digunakan, analisa pelaksanaan dan asumsi yang dibuat. Misalnya: pengujian eksperimen, usability dari jenis sistem ‘bantu’ umum yang menggunakan subyek baru tidak menyediakan evaluasi yang tepat dari sistem ‘bantu’ yang dirancang bagi user ahli.

 Model Based Evaluation
Pendekatan evaluasi ini berguna untuk mengevaluasi perancangan dengan kombinasi spesifikasi perancangan dan evaluasi ke dalam kerangka kerja yang sama. Contohnya: GOMS Model, Keystroke level model dan design rationale.

Berikut adalah beberapa link yang bisa digunakan sebagai sumber terkait evaluasi web usability. Evaluasi web usability ini bisa digunakan untuk berbagai website seperti e-commerce website, digital library, dan jenis website lainnya.
http://webml.elet.polimi.it/webml/upload/ent5/1/WebUsability-MateraEtAl.pdf (ini adalah link artikel mengenai prinsip dan metode evaluasi web usability
http://www.useit.com/ (ini merupakan website milik usability guru, jacob nielsen yang sangat direkomendasikan untuk memberikan panduan lengkap mengenai evaluasi web usability. Banyak artikel-artikel menarik yang bisa diakses melalui  http://www.useit.com/alertbox/ yang terkait dengan web usability)
http://designingwebinterfaces.com/6-tips-for-a-great-flex-ux-part-5 (10 heuristic evaluation disertai dengan contoh yang mudah dimengerti)
http://www.usefulusability.com/24-usability-testing-tools/ (berisi artikel mengenai 24 usability testing tools yang ditulis oleh seorang usability expert)
(8 golden rules of interface design)

PENGUJIAN 

List of 24 usability testing tools:

  1. A Paper and Pencil
  2. Concept Feedback
  3. Chalkmark
  4. Clickheat
  5. ClickTale
  6. Clixpy
  7. Crazy Egg
  8. Ethnio
  9. Feng-GUI
  10. Five Second Test
  11. Feedback Army
  12. Loop11
  13. Mechanical Turk
  14. Morae
  15. Open Hallway
  16. Silverback
  17. Simple Mouse Tracking
  18. Usabilla
  19. UserFly
  20. UserTesting.com
  21. UserVue
  22. Google Analytics
  23. Google Website Optimizer
  24. Website Grader

Read More...

infographic

Leave a Comment

Infographic yang saya buat berjudul : Comparison between Indonesia and Japan Military Strength.
Mengapa saya mengambil Indonesia dan Jepang di antara sekian banyak negara lainnya? Tujuan dari infographic ini adalah untuk membandingkan kekuatan dua negara tersebut dengan membandingkan sisi atribut population, aircraft strength, economy, area coverage, dan oil (consumtion and production). 
Ternyata, setelah dibandingkan dari infographic di atas, Indonesia memiliki jumlah populasi yang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan Jepang. Dari segi luas lahan maupun luas lahan dan airnya, Indonesia lebih unggul dibandingkan Jepang. Namun, dari segi kekuatan udara dan ekonomi, Jepang jauh lebih unggul dibandingkan Indonesia. Sementara dari segi konsumsi minyak, Jepang lebih banyak mengkonsumsi namun sangat sedikit memproduksi minyak. Sementara Indonesia cukup berimbang meskipun daya konsumsi minyak juga lebih tinggi. 
Dari infographic ini dapat dipahami bila hubungan bilateral Indonesia dan Jepang kini semakin kuat dengan kerja sama antara keduanya. Baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun segi teknologinya dengan impor-ekspor antara keduanya. Demikian keduanya dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Read More...