Kamis, 16 Agustus 2012

Kenalan sama Komputer, Yuk!

Leave a Comment
Tak dipungkiri bahwa kehidupan modern ditandai pula dengan berpikir kalkulatif yang diterapkan ke semua bidang. Salah satu pikiran itu kemudian dituangkan ke dalam suatu benda bernama komputer. Komputerisasi kini mulai diterapkan ke berbagai disiplin ilmu sehingga semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah, relevan dengan bidangnya.  Nah, sebenarnya apa sih Komputer itu sehingga dia bisa bekerja begitu hebat yang dan mampu mengingat serta menyelesaikan persoalan yang masuk ke dalam mesinnya? *tetep yang lebih hebat itu 'penciptanya' dan yang menciptakan 'penciptanya'ya :D ) Bagaimana ya, suatu data (tulisan, gambar, suara) bisa ditampilkan di layar monitor? Yuk, kita cari tahu jawabannya!


Apa itu Komputer?
Komputer pada hakekatnya adalah suatu alat untuk menghitung (berasal dari kata compute = menghitung) layaknya  kalkulator atau cash register. Komputer punya kemampuan lebih dari alat penghitung lain berupa 'otak buatan' bernama memory atau storage yang bisa mengingat dan menyimpan data. Memory tersebut berupa sistem elektromagnetik (core) atau berupa sistem elektonis (chips) yang dapat merekam data dan ditampilkan kembali secara berulang.

Data apa saja yang disimpan?
Pada dasarnya, komputer akan menyimpan data berupa keterangan yang harus dihitung (baik itu suara, huruf maupun gambar), proses perhitungan (proses penerjemahan data sebelum ditampilkan di monitor) sampai hasil akhir suatu perhitungan (data yang sudah ditampilkan di layar monitor) 

Bagaimana Komputer mengolah data?
Bahan-bahannya :
1. Fakta atau data
2. Proses pemecahan masalah
3. Pemberian intruksi atau perintah kepada komputer
Sebelum komputer mengolah data, terlebih dahulu komputer harus memecahkan masalah (bagaimana suatu data dapat ditampilkan di layar monitor). Tentu saja, hasil yang ditampilkan adalah pemikiran dari user yang memberikan perintah. Komputer hanya bertugas mengingat dan menjawab persoalan tersebut tapi tidak bisa berpikir) Hasil pemikiran manusia yang nantinya akan diuraikan dalam bentuk perintah atau intruksi yang bisa "dikenali" oleh komputer. 

<--Sampai sini, ada yang ditanyakan? :D-->

Bagaimana berkomunikasi dengan komputer?
Untuk memberikan perintah kepada komputer, terlebih dahulu kita harus mengetahui sarana antara manusia dan komputer, yaitu berupa bahasa komputer. Dengan mengetahui bahasa komputer, maka tahapan memecahkan persoalan berupa serangkaian instruksi atau yang biasa disebut "program" bisa dilaksakan oleh komputer. Naah, bahasa komputer ini makanya juga disebut bahasa program (programming language)

Bahasa Program 
Banyak bahasa program digunakan untuk memecahkan persoalan tergantung pada jenis persoalannya dan merk komputer yang digunakan. Ada dua macam bahasa program :
1. Bahasa Procedure Oriented 
    Terdiri atas : 
     a. Bahasa tingkat rendah : Machine language/assembler language
     b. Bahasa tingkat tinggi : ALGOL, COBOL, FORTRAN, PASCAL, PL/1 atau BASIC.
2. Bahasa Problem Oriented
    Bahasa yang disebut bahasa pabrik ini dipakai untuk komputer tertentu saja, misalnya untuk komputer 
    IBM adalah RPG atau APL.
Nah, dengan kemampuannya itulah komputer kemudian dikembangkan sehingga tidak hanya sebagai pengolah angka saja tapi berupa data dan informasi (huruf, angka, suara, gambar). Kini, namanya telah berubah menjadi pengolah data elektronis (EDPS / Electronic Data Processing System). 
Sudah cukup puas kan, kenalan dengan komputer? :) (@whinaal)






Read More...

Rabu, 25 Juli 2012

Ilmu Komputer, bukan sekedar Komputer

Leave a Comment
- Curhatan seorang mahasiswa yang bersahabat dengan komputer-

"Be Computer Science Student to Living in the Digital World "

Sebelum ke inti cerita ada baiknya kali ya kita buka dengan bismillah. 
Bismillah....
Oke, bermula dari tugas MPD saya memberanikan diri untuk membuka statement " I'm proud to be Computer Science Student!" Kenapa saya bangga masuk ILKOM? (Bukan ilmu komunikasi yee). Inilah paparannya... Teteretetetet....!!! *lebay mode:ON

Pertama, Komputer adalah sahabat masa kecil
Bersahabat dengan Komputer sejak kecil tapi bukan sejak balita yee

Tak dipungkiri, benda berbentuk persegi dengan sanggul di belakangnya ini (_ _") yang selalu menemani saya sampai lelah dan tertidur (sampe sekarang juga). Entah kenapa, komputer seperti medan magnet yang bikin saya ga bisa lama-lama di depan belakang komputer. Persahabatan kami bermula ketika saya dikenalkan ayah yang memang sehari-hari pekerjaannya di haduapan komputer berjam-jam merancang proyek-proyek mesinnya. Di sela-sela itu saya biasanya mencuri-curi waktu untuk bermain game kesukaan saya, mario bross atau hanya unntuk belajar mengetik. Terkadanng, saya juga membuka microsoft paint untuk membuat coretan-coretan gak jelas karena saya memang hobi banget sama yang namanya gambar dan mewarnai. 

Kedua, Saya suka sama yang namanya Games
Games itu ibarat narkoba yang bisa bikin ketagihan tapi bisa bikin pinter loh
Ya, dulu saya maniak banget sama games. Bahkan, sering dimarahi kakak tertua saya kalo saya udah berjam-jam di depan komputer cuma buat maen games! Yaah, kakak yang satu ini emang bawel kalo adiknya ngelakuin hal-hal yang gak guna baginya. Siapa bilang main game cuma buang-buang waktu? Of course, kita bisa bilang kalo maen games cuma buang-buang waktu. Tapi, lihat deh sisi lainnya. Para maniak game biasanya pada jago bahasa Inggrisnya! :P Gak percaya? Para gamers juga biasanya lebih cepat menyelesaikan suatu permasalahan karena mereka juga dituntut untuk menyelesaikan permasalahan di games yang mereka mainkan juga. Mereka belajar bagaimana memenangkan games tersebut dengan strateginya secepat mungkin. Jadi, bener banget kalo gamers itu semakin sering kalah semakin besar rasa ingin memenangkan games tersebut. Dulu, saya paling gemes banget kalo udah kalah mulu main Tarzan atau Virtual Cop. Karena saya ini orangnya gak mau nyerah gitu aja, saya terus tuh maenin game tersebut dan akhirnya bisa menang dengan skor memuaskan :D (nyengir mode : ON) Dari rasa suka tersebut, timbul pertanyaan "Bagaimana ya cara bikin game seperti ini?" yang bikin saya ingin mempelajari komputer lebih jauh. Namun, sekarang waktu yang tersedia untuk bermain games sudah mulai berkurang karena banyakwaktu  yang saya habiskan di luar sebagai aktivis kampus (Ciee...)

Ketiga, Saya senang mengotak-atik Komputer
Komputer bermasalah? Serahkan pada saya! *somboong

Semakin kau bikin ulah semakin ingin aku menguasaimu

Sampai sekarang, saya juga masih heran kenapa orang-orang kalo ada masalah di laptopnya pasti yang jadi tempat pelarian utama adalah saya. Kenapa? Gak tau juga hehe. Entah kenapa ajaibnya selalu aja berhasil diselesaikan atau minimalnya kalo udah mentok solusi yang saya tawarkan pasti sama kayak teknisi bilang juga. Mungkin karena chemistry antara saya dan Komputer sudah lekat sekali , makanya saya bisa menaklukan dia untuk bisa bener kembali ke keadaan normalnya(Cihuyy...) 
Pengalaman yang paling menegangkan adalah ketika saya nyoba bersihin komputer pake Sm***v tiba-tiba hampir 2 ribu lebih virus, rootkit dll ternyata bersarang di komputer saya! Oalaah.. alhasil ada beberapa file library windows yang hilang. Untunglah masih bisa diatasi dengan mendownload file-file tersebut lewat om Google. Fyuuh.. untungnya gak jadi di install-ulang. Tips juga ya buat para pemake komputer. Kalo ada kerusakan jangan dulu panik dan langsung nelpon tukang service. Lihat baik-baik permaslahannya (Error apa? Kalo blue screen kodenya apa? dll) Setelah itu, minta bantuan om Google untuk mendapatkan jawaban atas report error tersebut. Jangan nyerah kalo belum berhasil, istirahat dulu sejenak buat nge-refresh otak dan segera berjuang lagi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Ucapkan Alhamdulillah kalo berhasil. Nah kalo gagal? Say hello aja dah buat komputernya -_-

Keempat, Ilmu komputer menjadi pilar utama perkembangan Sains dan Teknologi


Di era digital seperti ini, kebutuhan untuk mempelajari teknologi sangat besar, termasuk pula Ilmu Komputer. Teknologi sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita mulai dari sektor akademis, perkantoran, bisnis dll. Ya, semuanya berasal dari Komputer! Menngingat kerasnya era globalisasi, Sains dan Teknologi akan menjadi gerbang utama keberhasilan manusia menciptakan inovasi baru. Diperlukan Ilmu Komputer yang cakupannya sangat luas. Beberapa diantaranya adalah pengembangan perangkat lunak (software development), pengembangan robotika , kecerdasan, bio-infomatika, dll. Intinya fokus utama ILKOM adalah unsur matematika dan logika. Karena saya senang dengan hal-hal berbau logika saya memilih Ilmu Komputer, bukan Sistem Informasi atau yang lainnya :D 

Kenapa ILKOM IPB?
Kalo ditanya seperti itu, jujur saya juga belum punya alasan yang logis. Hanya feel yang mengantarkan saya bahwa peluang untuk bisa membahagiakan orang-orang di sekeliling saya yang membutuhkan pengembangan teknologi ada di Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor. Saya ingin mengkolaborasikan terapan Ilmu komputer dengan pertanian sehingga diperoleh suatu pertanian yang modern. Karena daerah saya pun mayoritasnya adalah petani dan memang menjadi sentra pertanian saya memutuskan untuk berangkat ke Bogor menuntut ilmu komputer. Harapannya suatu saat saya bisa menghasilkan software-software cerdas yang bisa bermanfaat bagi dunia pertanian, khususnya di daerah saya Majalengka.

Majalengka yang hijau nan permai


Intinya, saya suka Komputer

Loving Computer
Bagi saya komputer adalah benda unik. Banyak pertanyaan yang memenuhi isi kepala yang sebagian belum terjawab. Kok bisa ya cuma angka 0 dan 1 membentuk huruf-huruf? Kok ajaib banget ya gambarnya bisa gerak-gerak di depan monitor? Gimana caranya ya games dibuat sampai bisa dimainkan? Kok bisa dengan benda persegi itu kita bisa nelpon ke luar negeri?
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang membuat saya penasaran dan bikin saya terus menerus melakukan pdkt dengan komputer. Semakin saya bingung, semakin saya gigih untuk mempelajarinya. Akhirnyaa.. saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengna belajar banyak hal di Ilmu Komputer. Insya Allah JUNI tahun 2016 saya bisa mendapatkan gelar S.Kom, M.Kom atas ridho Allah dan mengaplikasikan ilmu komputer yang saya miliki untuk masyarakat.

"Ilmu komputer bukan tentang komputer sebagaimana astronomi bukan tentang teleskop"
--Edger Djikstra --

"Ilmu komputer umurnya tidak setua fisika; lebih muda beberapa ratus tahun. Walaupun begitu, ini tidak berarti bahwa "hidangan" ilmuwan komputer jauh lebih sedikit dibanding fisikawan. Memang lebih muda, tapi dibesarkan secara jauh lebih intensif!"
-- Richard Feynman --






Read More...

Selasa, 03 Juli 2012

Sepotong Episode Dakwah

Leave a Comment
Dua tahun silam bukan waktu singkat untuk sekedar mengenang ukhuwah islamiyah itu. Kita berjuang dalam satu visi dan misi untuk menjadi Agent of Change, itu katanya. Tapi itu dulu, kini tak terdengar lagi aktivitas para da'i sekolah yang pontang-panting mencari donatur untuk kegiatan dauroh, outbond rohis bahkan untuk mengundang para aktivis rohis sekolah yang dulu juga sempat mengenyam manis asamnya perjuangan dalam rangka fastabikhul khairat. 
Sebuah status fb yang cukup membuat saya tersentak kaget. Qiyadah yang dulu saya anggap sudah memiliki pemahaman yang lebih, sekarang nampak "agak" lain. Mulai dari dzahir sampai pemikiran yang sudah berganti menuju sisi kemanusiaannya, mencapai hasrat keduniawiaannya. Entahlah, mungkin kondisi kampus yang memiliki iklim mahasiswa yang berbeda pula menyebabkan "mereka" berkeinginan untuk menjadi pribadi yang berbeda pula.
Miris, rasa pertama yang menyeruak dalam ruang terkecil qalbu. Kulihat mereka tersenyum bahagia mencapai kejayaan mereka di dunia baru yang menawarkan segala kefanaannya. Mungkin mereka ingat episode itu, hanya saja sebagian memori itu dialokasikan untuk menjadi memori bagi dunia baru yang melenakan itu. Tak sadar bahwa episode dakwah itu terkubur begitu saja begitu judul baru ditampilkan. Rindu ukhuwah itu, menanti estafet dakwah itu mencapai kejayaannya!

Read More...

Sabtu, 02 Juni 2012

Catatan hati untuknya

Leave a Comment
"Allah swt itu santun dan pemurah. Dia merasa malu kepada hamba-Nya, jika hambaNya mengangkat kedua tanganya, memohon pada-Nya kemudian membiarkan kedua tangan itu kosong (tidak dikabulkan)" (Sabda Rosulullah Saw)

Do'a adalah energi 
Do'a adalah pengharapan
Do'a adalah cahaya 
Ketika persoalan tak bisa menembus batas logika

Mamah, begitu saya memanggil ibu saya. Sosok yang low-profile dan tidak banyak tertawa. Sosok yang lebih banyak melakukan hal produktif dan tidak banyak tidur di malam hari. Sosok yang senantiasa bersujud dan bertasbih memujiNya di tengah keheningan malam. Sosok pejuang yang senantiasa berkorban untuk keluarganya. Sosok ibu yang jarang membelanjakan uang bulanan hanya untuk kepentingannya membeli fashion mahal, barang antik, bahkan sekedar baju sekali pun. 

Allah..
Betapa Engkau memberikan hatinya kelapangan untuk bersabar di tengah musibah yang tengah menimpanya kini. Lirih ia berkata,"Mamah sabar kok dengan ujian yang tengah menimpa kita.." dengan kondisi wajah yang bengkak dan darah yang terus temengucur dari dua lubang hidungnya.

Allah..
Betapa Engkau memberikan hatinya ketenangan dan menghilangkan rasa khawatir ketika dompetnya hanya menyisakan beberapa lembar saja ketika kebutuhan ekonomi semakin mengganas..
"Rezeki mah Allah yang ngatur, De. Mamah percaya itu.." ia berkata lagi dengan tatapan nanar. 

Allah...
Betapa Engkau memberikan rasa optimisme dan kesabaran pada perempuan tegar ini..
Tak pernah kulihat ia berkeluh kesah meskipun gurat kecemasan dan kebingungan dapat kulihat dari sorot matanya yang nanar.

"Robbana Hablana Min Azwadzina Wadzurriyatuna Qurrota'ayuna lil muttaqiina imama..."
Adalah do'a yang senantiasa ia panjatkan di setiap sujud-Nya. Sebuah pengharapan tinggi dariNya untuk keluarganya. Sebuah pelukan mulia di balik diamnya.. 

"Mamah selalu berdo'a agar anak-anak mamah menjadi pemimpin bagi masyarakat, bangsa, dan negaranya.." Ia pernah berkata di sela obrolan ringan kami.

Subhanallah.. do'a yang simpel dan tidak asing di telinga tapi mempunya makna yang dalam baginya. Do'a itu tidak pernah lepas di setiap sujud-nya. Do'a yang tulus untuk anak-anaknya tercinta.. Berharap keturunannya dapat menjadi pemimpin bagi sekitarnya..

Allah.. 
Kuatkan hatinya untuk senantiasa istiqomah di jalanMu..
Teguhkan hatinya atas do'a-do'anya agar yakin bahwa do'a itu akan terjawab..
Entah hari ini, besok, lusa, atau bahkan di akhirat nanti..

I Solemnly pray to You..
Berikan kesembuhan untuknya..
Agar aku bisa melihat senyum simpulnya..lagi..

Rusunawa, di sela derasnya hujan yang mengguyur bumi Kampus IPB
Di antara lantunan nasyid I Love You So- Maher Zain


Read More...

Jumat, 01 Juni 2012

Galau Edisi ke-2

1 comment
Galau yang meracau.  Agaknya judul buku karya Fahd Djibran ini pas banget buat gambarin kondisi mahasiswa TPB yang lagi dihadapkan dengan dua option yang menentukan masa depan mereka : pilih SC atau Minor? Yap, ini adalah galau edisi ke-2 setelah galau milih universitas dan jurusannya pasca kelulusan SMA. Sebuah kewajiban bagi mahasiswa TPB untuk memilih Minor/SC yang akan dimulai semester 4 nanti. Minor dan Mayor  adalah sistem unik yang diterapkan IPB. Berhubung SKS dari mayor gak mencukupi syarat lulus, artinya belum mencapai angka 144 SKS, kita diwajibkan buat nambah SKS dari sistem Minor atau SC (Supporting Course) sejumlah SKS yang kurang tersebut. Kalo minor, kita gak usah pusing rebutan mata kuliah yang akan diambil alias sudah dibundel jadi satu paket istimewa! Plusnya juga, nanti kita bakalan punya dua gelar gitu. Kalo SC lain lagi, hanya ditulis bahwa kita punya keahlian di bidang SC yang kita ambil. Plusnya kita mau belajar mata kuliah dari 4 departemen pun ga masalah.

Sebenernya sih simpel aja, tiga minor yang ditawarkan buat mayor (jurusan/prodi/departemen) masing-masing cukup lah buat ngejawab kegalauan TPB-ers.Tapi.. buat mahasiswa Ilmu Komputer (Ilkom) kayak saya ini minor yang ditawarkan malah nambah kegalauan karena gak ada satu pun minor yang bisa ngasih ruang buat bernafas. Pasalnya minor yang ditawarkan buat Ilkom itu di antaranya ... TARA!!

1. Riset Operasi
    Minor dari Departemen (Jurusan) Matematika ini agak nyambung sih sama mayor kita punya. Beberapa bahkan bakalan dipelajari di Ilkom. Aljabar Linear, Pemrograman tak linear, Graf Algoritmik, Pemrograman Tak Linear, sampai Pemodelan Riset Operasi adalah keturunan dari minor Riset Operasi yang wajib diambil semuanya buat disantap sebagai suplemen tambahan selain dari mayor Ilkom sendiri -_-" .
2. Fisika Instrumentasi
Minor dari Fisika ini banyak diambil cowok-cowok Ilkom yang excited banget sama yang berbau teknologi dan robotika. Resikonya siap-siap deh bergelut dengan dunia praktikum lagi. Bakal sering masuk lab elektronika buat bereksperimen. Kali aja ntar anak ilkom bisa nyiptain laptop transparan :P
3. Statistika Terapan
Dari namanya aja udah ketauan nih ini minor dari departemen statistika, one of Big Five department in IPB. Artinya, bakalan sering kita analisis data dan data.. puyeng sangat dah..

Karena sanya gak mau ambil pusing dan gak mau berpusing-pusing ria mengingat matkul semester 3 yang notabene njelimet, the last decision is.... I CHOOSE SC!

Sesuai cita-cita awal, akhirnya saya milih SC Arsitektur Lanskap!Departemen ke-dua yang sempat menjadi tambatan hati. Meskipun tangan saya udah sedikit kaku dengan dunia gambar menggambar, gak ada pilihan lain selain milih SC ARL! ARL, satu-satunya departemen di IPB yang punya dasar seni selain menekuni bidang Sains. Harapannya sih mudah-mudahan jadwal matkulnya gak bentrok sama jadwal mayor biar nanti di akhir bisa dipaketin jadi Minor :)
Bismillah, keputusan ini datangnya dari hati, dan Dia-lah yang berkuasa menggerakan hati hambaNya untuk memilih SC Arsitektur lanskap \(^0^)/

Bogor, 1 Juni 2012
Di keheningan malam, Rusunawa IPB 
Read More...

Jumat, 13 April 2012

12 Hours : Long Journey to My Home

Leave a Comment
Rabu, 11 April 2012 ujian Biologi dinyatakan sudah berakhir. Sama artinya dengan NO begadang, NO kelaperan malam-malam dan NO agenda baca slide -_-" Awalnya sempat terbesit untuk pulang ke Majalengka, Town sweet Town hari itu. Jujur, bukan semata-mata kangen rumah juga, tapi karena semenjak nenek dirawat di Rumah Sakit saya sama sekali belum pernah ngejenguk untuk sekedar berkata "Howdy?". Sebagai anak kuro-kuro (kuliah syuro-kuliah syuro) saya yakin banget gak bakal ada waktu luang lagi untuk pulang kalo gak dipaksain buat pulang.

Tapi, saya urungkan niat lagi karena beberapa hal :
Pertama, hari Jum'at jam 6.00 ada agenda WAJIB yang harus diikuti
Kedua, hari Minggu ada agenda WAJIB buat para Insan Asrama TPB berupa pembinaan karakter dari Ditmawa yang biasanya acaranya bagus dan rugi banget kalo ga diikuti. Hidup cuma sekali,kawan.

Terus permasalahannya apa?
Ya sama aja bohong dong kalo pulang hari jum'at abis acara WAJIB tadi. Balik ke Bogor lagi kappaaan?? Dikira Majalengka-Bogor sama kayak dari Bara-Asrama ? O_o
Kata temen-temen sih, jarak Bogor-Majalengka itu deket, CUMA 6-7 jam perjalanan. Bayangkan kalo dari Mataram-Bogor (Iya lah..) Bener juga sih, tapi mereka ga tau rute perjalanan yang dilaluinya itu bikin kerasa capeknya bener-bener ga nahan. Meskipun pake bis patas ber-AC, sama aja bohong kalau awalnya naik metromini yang ngelewatin hutan dan gunung (Eh..bener loh)
Alakhir, saya putuskan untuk istirahat saja di asrama membalaskan jatah tidur saya yang tekuras habis karena metode belajar saya yang persis kerjanya kayak RAM alias volatile alias SKS alias sistem kebut semalam/sehari/sehari sebelumnya hehe. Saking capeknya, kebablasan dah tidur sampe jam setengah 5 sore. Padahal jam 4 sore ada undangan ketemuan ama Ibu Sekertaris yang nyuruh kumpul di alhurr. Lirik ke jendela hujan gede banget, yaah jadi males dah kalo keluar. Hmmh, ngerasa bersalah juga sih.

Kamis, 11 April 2012
Penghuni asrama tepatnya di lantai 4 sudah mulai meninggalkan jejaknya. Kesunyian juga mulai terasa di kamar yang cuma diisi oleh saya, anak bogor dan anak Malang yang gak pulang karena masih ada agenda ujian yang belum diselesaikan. Mereka masih berkutat dengan Pengantar perikanan, Ikhtiologi dan Pengantar Psikologi yang jadi mata kuliah interdept mereka. Kocak ya anak Bogor gak pulang, padahal tu anak biasanya pulang kalo weekend. Demi menghadapi ujian Ikhtiologi yang belum kelar,anak yang satu ini jadi insan asrama sejati untuk minggu ini. Satu lagi teman sekamar saya yang
anak Jombang, pulang ke rumah saudaranya di Depok seperti biasanya kalo ngabisin waktu liburan UTS kayak gini. Beruntungnya saya dan anak Jombang ini sudah melewati masa kritis menghadapi ujian interdept kami masing-masing. Jadi, hari kamis-minggu jadwal sudah benar-benar kosong dari ujian.
Entah kenapa, awalnya saya ragu buat pulang hari Kamis. Tapi temen saya yang pulang ke Depok ini mulai menggoda saya untuk membelokan niat saya untuk membatalkan rencana pulang.
"Kapan lagi ada kesempatan? Jangan pikirin yang lain, pikirin keluarga dulu yang sudah menunggu
"
Hmhh, iya juga sih. At last, saya PULANG! meninggalkan asrama dan agenda WAJIB yang sebenarnya boleh izin asalkan alasannya logis. Izin pun sudah saya terima karena alasan menjenguk nenek. Niat PULANG hari itu benar2 jadi 100%. Ba'da shubuh saya mandi dan memberitahu ibu mengenai kepulangan saya yang mendadak.
Meskipun sumringah, faktanya masih ada celah kekhawatiran di hati saya ketika akan melakukan perjalanan hari itu. Ada sesuatu yang masih njleb di hati karena melepaskan agenda WAJIB hari jum'at.
Pukul 6.30 waktu jam hape, saya keluar dari gerbang asrama dengan hati yang sudah mulai mantap untuk melakukan perjalanan menuju baitii jannatii. Perjalanan lancar sampai terminal Baranangsiang yang aktivitasnya selalu padat. Berbagai transportasi berbagai jurusan mulai beroperasi di sana-sini. Saya bingung juga, bus apa yang paling cepat tapi murah? Selang beberapa lama setalah tanya sana-sini, ada mas-mas yang nanya:
" Mau kemana, Teh?"
" Leuwipanjang" , jawab saya sekedarnya. Ya, rencananya saya pilih jalur Bandung untuk menghindari kegalauan di bus karena panas kalo lewat Cikarang.
" Oh, itu leuwipanjang. Yang depan, Teh" balas si abang tadi sambil menunjukan mobil berinisial HP (jurusan Bogor-Cianjur-leuwipanjang)
Herannya, saya nrimo bagaikan tertarik magnet untuk masuk ke dalam bus yang ditunjuk tadi. Pikir saya, nyoba bus ekonomi buat ngirit doku. Padahal awalnya saya berniat pakai bus patas AC saja biar gak kerasa cape. Di dalam bus, ternyata baru ada 5-6 penumpang padahal kursi yang disediakan lumayan banyak. Saya lebih leluasa untuk memilih bangku yang dekat ke jendela untuk menghindari aksi cacing kepanasan.

Entah kenapa, saya gelisah saat itu. Saya mencoba membaca al-matsurot, dzikir dan do'a yang diajarkan Rosulullah untuk menenangkan pikiran saya. Pikiran negatif mulai merasuki otak. Jangan-jangan bus ini bukan jalur ke Leuwipanjang? Sudah dua penjaja makanan dan minuman yang melintas di pinggiran bangku saya. Akhirnya saya mencoba bertanya ke salah satu dari mereka.
"Bang, ini ke leuwipanjang kan?"
Pedagang makanan itu pun mengiyakan. Sempat saya mencoba membaca tulisan di depan bus saya untuk memastikan. Sayangnya, hanya huruf CIAN*** yang bisa saya lihat. Selebihnya, 3 tanda bintang tersebut tidak bisa saya baca dengan jelas. Mau turun, serba salah karena udah naik. Entah kenapa tiba-tiba saat itu saya jadi tidak teguh pendirian dan mengurungkan niat untuk turun dari mobil. Saat galau itu, entah kenapa kondekturnya langsung nagihin ongkos dari penumpangnya padahal busnya masih diam di tempat nunggu penumpang lain. Kecurigaan mulai bertambah ketika si pedagang koran lewat beberapa kali menawarkan koran seharga 1000 rupiah. Karena kasihan, akhirnya saya beli tuh koran buat sekedar jadiin kipas. Koran yang ditawarkan adalah koran daerah. Rupanya koran yang saya baca adalah koran bertajuk daerah Cianjur. Hmmh, akhirnya saya tahu kemana bus ini akan dikemudikan.

Otak saya mulai bekerja mencari akal. Karena hp pun tidak mendukung GPS, saya mencoba untuk searching di google tentang Bus ini. Saya mendapatkan kata kunci dari beberapa hasil searching. Bus HP beroperasi dari Bogor menuju Leuwipanjang via Cianjur. Wah.. syok saya membacanya. Kenapa harus jauh-jauh via Cianjur kalo tujuan akhirnya sama? Olalaa.. tau gini mendingan lewat Tol Cipularang dah -__-"

Kegelisahan saya mulai meningkat ketika bus HP ini tidak juga menampakan tanda-tanda menancapkan gasnya untuk memulai pemberangkatan. Sudah hampir setengah jam saya duduk di sini. Sebagai orang yang menghargai banget yang namanya TIME, saya mulai gak terima dan duduk bagai cacing kepanasan walaupun pagi itu matahari tidak terlalu garang. Saya lirik kanan kiri depan belakang untuk mencari-cari supir dan kondektur yang masih santai teriak-teriak, Bandung Bandung!
Sudah hampir satu jam, saya melihat ibu yang tengah bermain dengan bayinya yang duduk di belakang saya mulai tidak betah di tempatnya. Ia pun berpindah di bangku yang ada di seberang kanan saya. Tak terkecuali saya yang (continue...)



Read More...

Jumat, 13 Januari 2012

Pengumuman PKM Didanai DIKTI 2012

Leave a Comment
Pengumuman PKM akhirnya keluar \|^0^|/ Alhamdulillah IPB banyak yang berkesempatan untuk lolos termasuk PKM-m kelompok saya :D

Segera dapatkan infonya di www.dikti.go.id

Pengumuman Hasil Evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa 5 bidang
Written by Rusdan Tafsili
Friday, 13 January 2012 15:03
Kepada Yth : Rektor/Ketua/Direktur
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta
(daftar terlampir)
Diberitahukan dengan hormat bahwa Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Pendidikan Tinggi telah melakukan seleksi proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 bidang untuk pendanaan tahun anggaran 2012.
Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami sampaikan daftar hasil evaluasi proposal PKM 5 bidang bagi perguruan tinggi yang lolos seleksi dan diterima untuk didanai (daftar terlampir)
Untuk mekanisme pendanaanya akan dilakukan kontrak kerja dengan Pembantu/Wakil Rektor/Ketua/Direktur bidang kemahasiswaan. Untuk maksud tersebut, bersama ini kami kirimkan daftar isian (terlampir) untuk diisi dan mohon segera dikirim kembali melalui fax. No. (021) 5731846, 57946085 dan email : pkm.dp2m@dikti.go.id paling lambat tanggal 20 – Januari 2011
Mengingat pelaksanaan kegiatan PKM tahun 2012, dimulai bulan Januari 2012 dan akan dimonitoring pada bulan Mei 2012, kami mohon agar Saudara segera menugaskan mahasiswa yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan, serta melakukan pemantauan pelaksanaanya.
Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Direktur Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat
ttd
Suryo Hapsoro Tri Utomo
NIP. 195609011985031003
Tembusan :
  1. Dirjen Pendidikan Tinggi (sebagai laporan);
  2. Penanggung Jawab Kegiatan Dit. Litabmas;
  3. Bendahara pengeluaran Dit. Litabmas;
  4. Koordinator Kopertis;
  5. Rektor/Ketua/Direktur Perguruan Tinggi Negeri/Swasta.

Lampiran: Pengumuman PKM Didanai Dikti 2012

Read More...

Rabu, 11 Januari 2012

Let it flow

2 comments
Hidup dalam tekanan, itulah ciri kehidupan melankolis. Well, saya akui saya sering merasa tertekan dengan hidup ini. Seseorang yang perfeksionis dan tak pernah puas dengan apa yang saya usahakan, terlebih kalo hasil tidak berbanding lurus alias konstan, itu yang bikin mood saya selalu ga karuan alias desperate. Kalo disuruh milih hal mustahil apa yang ingin kamu lakukan adalah balik lagi ke masa lalu!Masa sebelum SD, dimana saya sangat antusias buat ke sekolah padahal umur masih 3 tahun :P. Tetangga saya sering bertanya pada saya ketika saya keliling komplek dengan memakai seragam SD lengkap dan tas mungil yang digendong di atas punggung kecil saya. "De, kelas berapa?" saya jawab, "Kelas 2". Nanya lagi, " Rangking berapa?" Lucunya, ga ada kosakata lain selain angka 2 yang keluar dari mulut saya, "Rangking 2" Hehe.. bodo y, padahal sebut aja rangking 1.
Semangat pra-TK itu benar-benar real dan langka di zaman saya. Akhirnya, masa pembelajaran pertama di TK yang tanpa beban dan selalu menampakan keceriaan yang alami di wajah menambah semangat menggebu-gebu untuk belajar lanjut ke tingkat SD. Hidup cuma buat main, tidur,belajar gambar, ngitung, nulis dan nilainya tak jauh dari angka 100. What a perfect life. Transisi selanjutnya ke bangku SD, saya mulai ingin bersaing menjadi yang terbaik. Ucapan polos dari mulut anak kecil ini adalah, " Saya pengen kayak si teteh (sebutan untuk kakak perempuan dalam bahasa sunda) dapet hadiah naik ke panggung" membuat ibu saya selalu tersenyum mengingatnya.
Hehe, ternyata motivasi itu timbul dari iming-iming hadiah. Tapi toh, saya akhirnya menjadikan persaingan itu sebagai suatu kebutuhan. Saya menjadi anak kecil yang ambisi untuk selalu menjadi yang terbaik baik di SD maupun di Sekolah Madrasah Diniyah (Sekolah agama Islam). Bergeser posisi ke level 2 saja, saya sudah uring-uringan. Pernah ketika di MD peringkat saya turun ke peringkat 2 hanya karena beda 0,1 dengan rival saya, pulangnya saya tak bisa menahan kekecewaan dan tenggelam dalam tangisan di balik bantal. Ibu saya hanya bisa menenangkan dan menghibur saya. Entah, saat itu saya memang benar-benar belum bisa menerima kekalahan itu. Kekalahan adalah hal yang paling tidak saya sukai (sampai saat ini)

Selama 6 tahun, saya pernah gagal menjadi posisi yang ke 2 dan ke 3 selama satu kali dan 4 tahun di MD pernah gagal menjadi yang ke 2 sekaligus yang bikin emosi saya naik turun terhadap rival saya (serem y). Hidup saya selalu dipenuhi kewas-wasan, tak ingin melepaskan posisi pertama. Saya juga sering berkompetisi di pelajaran matematika dengan salah satu teman laki-laki saya di kelas. Lucunya, laki-laki itu selalu terlihat kesal dan sebal dengan saya karena ia tidak bisa mengalahkan saya. Saya juga pernah mengikuti perlombaan membaca cepat dan alhamdulillah juara 1 di tingkat kecamatan. Tapi sayang, saya gagal dan hanya masuk 10 besar terbaik di tingkat kabupaten :(. Bahkan, saya masih ingat suasana ruangan yang riuh rendah itu seperti mendukung kekalahan saya. Hari itu, saya kembali menyalahkan diri sendiri. Masa yang paling tidak ingin saya ulang adalah masa ini. Kenapa? Itu karena ada salah seorang anak laki-laki yang bossy dan kayaknya suka nge-fly walaupun dia gak pernah tertarik mengganggu saya karena segan, hehe. Tetap saja hal itu membuat hari-hari di sekolah tidak pernah tentram (entah gimana kabarnya dia sekarang, udah jadi orang apa belum)

Selepas dari SD, saya diterima SMP yang saat itu termasuk sekolah standar nasional dan terbaik di kabupaten saya (Mungkin, sekarang sudah RSBI). Sebagai anak daerah yang pengetahuannya standar-standar saja (karena pas SD jarang banget belajar efektif di kelas) saya merasa jauh tertinggal dan menjadi homo erectus selama beberapa bulan. Saya paling tertinggal di pelajaran Bahasa Inggris khususnya di bagian listening. Jujur, saya bukan anak yang senang mengikuti les di sana-sini sejak SD. Lagipula,saya tidak mau memberatkan orang tua dan menghabiskan jatah waktu bermain saya. Tidak seperti kebanyakan teman-teman yang dari kota mungkin terbiasa ikut les matematika, english, musik dll. Saya tipikal orang yang senang otodidak. Akhirnya, lambat laun saya mulai menikmati persaingan ini dengan berusaha semaksimal mungkin untuk unggul dalam pelajaran yang satu ini tanpa les sedikitpun. Saya pun mulai menyenangi pelajaran yang paling mematikan saya saat SD, Matematika. Tanpa sadar, saya mulai menjiwainya dan mulai gemar mengerjakan soal-soal matematika dengan rutin dibimbing oleh kakak kedua saya yang gak pernah bosan membentak saya ketika saya mulai menyerah dan tidak bisa mengerjakan salah satu soal. Yeah.. bagiku dia vampire berhati malaikat. Anyway, she's my best sista! Syukron katsiraa atas semua jasa-jasamu, Ka! Berkat bimbinganmu saya tidak alergi bahkan ketagihan mengerjakan semua soal-soal matematika! :D

Saya mencoba bertahan di posisi ke 2, 3 akhirnya bisa menjadi posisi pertama. Capek tapi happy, itu yang saya rasakan selama 3 tahun. Saya memang tidak hanya belajar di sekolah lalu pulang, saya mengikuti ekskul Pramuka dan mengikuti kegiatan rutinan pembinaan ruhiyah, halaqoh/mentoring. Boleh dibilang, masa-masa SMP adalah masa terindah yang penuh dengan keseimbangan antara akademis, organisasi, dan spiritual. Waw :D
Saya juga ikut seleksi Olimpiade, mulai dari biologi, kimia, matematika, dan fisika. Awalnya, saya hanya fokus untuk ikut seleksi Biologi karena tuntutan dari kakak pertama yang freak banget sama ilmu makhluk hidup ini. Lama kelamaan, saya merasakan keganjilan karena ini bukan bagian dari skill dan minat saya. Saya putuskan untuk memutuskan seleksinya. Tinggal 2 lagi, matematika dan fisika. Sebenarnya, saya lebih minat ke matematika, itu pun karena kakak kedua yang membuat saya semakin tertarik untuk mendalaminya. Keasyikan saat memecahkan persoalan matematika membuat saya akhirnya memilih fokus ke matematika. Tapi naas, perjuangan saya kandas di detik-detik terakhir ketika tes essay. Saya harus menerima bahwa saya tidak akan ikut salah satu olimpiade ini.

Nasib berubah ketika seorang teman mengusulkan untuk ikut seleksi olimpiade Fisika untuk perwakilan sekolah. Jujurnya saya kurang suka sebenarnya dengan fisika, tapi ya kasihan juga ga ada perwakilan sekolah dan sedikit sekali yang minat fisika karena paradigma ke-killeran pikiran Einstein yang njelimet. Akhirnya, saya menjadi perwakilan dalam olimpiade fisika tingkat kabupaten. Bermodalkan soal-soal SNMPTN (Bayangin sodara-sodara, soal SNMPTN untuk tingkat SMA saya lahap juga @, @) saya mantap mengikuti olimpiade fisika. Saya benar-benar tidak PD karena hanya bisa mengerjakan beberapa soal dengan yakin. Ah.. suasana perlombaan yang menegangkan itu saya rindukan sekarang hiks :(. Di akhir pengumuman, ternyata sekolah kami mendapatkan juara pertama, tapi itu bukan saya. Saya hanya bisa menduduki posisi ke-4 (kagok bener kan? padahal tinggal 1 langkah lagi ke posisi 3) Tapi, usaha saya memang sebandingn dengan hasil toh dari awal niat saya memang setengah-setengah. Niat yang tidak bagus dari awal akan menghasilkan hasil yang sebanding. Innamal a'malu binniat.

SMP kelas tiga, saya mulai terlibat lagi dalam lomba mata pelajaran SMP tingkat wilayah III Cirebon. Sayangnya, ternyata saya terpilih menjadi wakil sekolah sekaligus kabupaten bersama 9 orang yang lain. Padahal, saya pikir saya asal-asalan ikut seleksi, eh ternyata lolos. Padahal, saya sudah bertekad untuk nrimo dan tidak akan mengikuti perlombaan untuk sementara waktu menjelang Ujian Nasional. Karena beberapa prestasi saya selama 3 tahun lah yang menghantarkan saya mendapat bantuan prestasi dari Dinas Pendidikan. Hmmh, senangnya bukan main, apalagi orang tua yang datang mengambil uang itu. Alhamdulillah, saya lulus UN dengan nilai yang lumayan sehingga mengantarkan saya masuk ke SMA yang terfavorit di kabupaten saya yang juga merupakan sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).

Malangnya lagi, persaingan ekstra harus saya hadapi di dunia putih-abu2 ini tepatnya di kelas RSBI yang ada di sekolah. Masa SMA yang notabene masa paling indah tidak pernah 'tuh' aku rasakan selain adanya persaingan ketat dan "markisme" yang membuat saya dongkol. Di bangku kelas XI, barulah saya menyadari bahwa pada hakikatnya manusia memang tidak pernah puas mengejar "Prestise" bukan "Prestasi". Saya tidak se-ambisius ketika masa SD. Hal yang aku sesali saat SMA adalah pembinaan ruhiyah saya sudah tidak teratur dan berganti arah dengan pembinaan keduniawian berupa pembinaan akademik dan akademik Ya, saya terlibat lagi dengan Olimpiade fisika O.0 Melankolis sejati yang tidak bisa menolak permintaan untuk berpartisipasi mewakili sekolah. Saya juga hanya aktif sebentar di Ekskul Ganesha Insan Komputer (GIt) selama 1 tahun karena kelas RSBI memang hanya diwajibkan memilih ekstrakurikuler yang dipilihkan agar tidak mengganggu kegiatan belajar atau menunjang pembelajaran. Untunglah, saya masih bisa merasakan organisasi forum rohis di luar sekolah (meskipun kenyataannya saya tidak mengikuti rohis SMA internal).

Menjelang Ujian Nasional, barulah saya menyadari bahwa hidup ini ya jangan dibuat ribet dan bikin kita desperate apalagi sampai stress. Pasalnya, saya mulai sering vertigo (pusing keleyengan serasa gempa bumi) karena terlalu memforsir urusan dunia. Hidup saya mulai tidak seimbang. Perfeksionisme melankolis pula yang menyebabkan saya sedikit berbeda dengan orang lain yang (maybe) nampak aneh. Saya ingin menikmati masa muda saya dengan bahagia dan tanpa tekanan Lakukan apa yang membuatmu bahagia, jangan terlalu menempatkan standar tinggi karena prestise di mata Allah lebih baik daripada prestise di mata manusia.

Di bangku kuliah ini, saya kini mencoba untuk menjalani hidup dengan seimbang. Memulai moto baru : Life is like a boat. Keep in balance *nyengir. Organisasi jalan, akademis jalan, dan spiritual pun harus dijaga. Walaupun kenyataannya saya harus kembali mempekerjakan otak saya dengan cukup berat mengingat departemen yang saya ambil juga bukan main-main: Ilmu Komputer yang sarat dengan coding, coding, dan coding. Mengutip perkataan bang Iwan Setiawan yang mengatakan, "Data is sexy
Lain halnya dengan saya, "Coding is beutiful" Haha.

Ya! I get back my soul now! Let your life flow, guys! Allah-lah yang akan memberikan segala yang terbaik untuk hambaNya.


Read More...

Detik-detik menjadi (calon) mahasiswa

3 comments
Pengumuman Ujian Nasional SMA ketika itu sudah berlalu. Yeah, I enjoyed that freedom. Tapi kegalauan tingkat akut selalu menyerang saya ketika tengah berkumpul bersama keluarga, apalagi ketika berbagai pertanyaan dilontarkan hanya untuk sekedar memastikan kemana saya melanjutkan kuliah. Oke, saya sebut Ilmu Komputer IPB.Awalnya, sempat tertarik dengan Arsitektur Interior, but that mind was fade.Saya pikir, arsitek di negara ini tidak berada di posisi yang nyaman. Akhirnya, dengan pertimbangan dan masukan dari keluarga saya menuliskan Ilmu Komputer di pilihan pertama. Karena kakak kedua saya kuliah di statistika IPB, dia merekomendasikan kampusnya pada adiknya. Ya, dengan pertimbangan geografis, biaya hidup, lingkungan akademis dan moral akhirnya saya menetapkan nama Bogor Agricultural University sebagai PTN pilihan saya. Sempat saya berubah pikiran untuk memilih jurusan The most favourite department : Teknologi Pangan yang menekankan pada bidang ilmu Kimia dan Biologi. Berhubung saya anti dengan nama Biologi dan merasa tidak pantas masuk ke departemen yang notabene diisi oleh chinese-chinese itu, well saya kembali ke pilihan pertama untuk menggeluti bidang komputer, khususnya di Ilmu Komputer yang berbasis pemrograman. Pilihan dua, saya pilih berdasarkan minat pertama: Arsitektur laskap (taman) berhubung ada bakat gambar yang tidak terasah (ciee :P) dan pilihan ke-tiga saya tulis Agronomi dan Hortikultura (ini bener-bener ngasal karena saya menyukai sayuran dan buah-buahan tapi ga suka pelajaran Biologi).

Kegalauan itu pertama kali terasa ketika saya mencoba browsing dan online di forum-forum tentang peminat Ilmu Komputer IPB. Thread yang saya buat mendapat replies yang cukup banyak mulai dari nada menyemangati sampai yang mematahkan tulang harapan. Bahkan, dengan gaya sok dia mengatakan bahwa peminatnya katanya melebihi 1000 orang dan maaf "pacarnya" yang rata-rata nilai rapornya 92 pun tidak berhasil lolos. Itulah alasannya kenapa akhirnya saya uring-uringan dan pertama kali tingkat kegalauan saya melebihi tingkat kegalauan detik-detik pengumuman kelulusan. Pasalnya, saya merasa tidak PD dengan nilai raport selama 6 semester. Penyebabnya tak lain nilai Biologi yang bikin saya skak mat. Nilai 69 di semester 2 membuat saya jadi alergi dengan pelajaran yang satu itu. Ini juga yang bikin kapasitas galau saya makin nambah.

Dengan modal nilai raport yang gak tinggi tapi gak rendah juga saya berani merogoh kocek Rp 250.000 untuk membayar formulir pendaftaran dan mengikuti SNMPTN Undangan ke IPB. Sempat saya kecewa ketika guru BK mengatakan bahwa hanya 10 besar atau 25% peringkat kelas yang bisa mengikuti seleksi jalur ini (Hikhik, jujur mata saya berkaca-kaca saat itu) Tapi toh mau bagaimanapun juga, saya harus rela menelan kenyataan pahit untuk tidak mengikuti seleksi ini karena peringkat saya di semester akhir turun drastis menjadi peringkat 11 dari 32 orang. Kala itu, saya lebih banyak merenung. Apakah hidup saya memang selalu dipenuhi dengan perjuangan berat untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan? Sepertinya takdir saya tidak berbeda jauh dengan dua kakak perempuan saya. Saya mungkin harus berada dalam jajaran yang sama, merasakan perjuangan yang sama dengan mereka yang mengikuti SNMPTN tulis. Perih, bukan sedih, itulah perasaan yang saya rasakan ketika itu. Saya merasa banyak markisme (sebut saja penyimpangan nilai) di tempat saya menuntut ilmu. Banyak siswa yang berpotensi tapi tidak mendapat posisi yang sepantasnya. Hanya 5-7 orang yang benar-benar pantas mendapat "posisi" itu. You know what I mean?yeah. Saya rela untuk menerima kenyataan bahwa perjuangan menuntut ilmu ini saya lakoni hanya untuk mendapat ridho Allah, bukan hanya soal prestise di mata manusia dengan mendapat nilai-nilai yang tinggi. Toh, rasanya saya sudah berjuang untuk bertahan di Top 10 students in this (RSBI) class.Tapi markisme itu sudah membuat rancangan mimpi saya berantakan. Mimpi untuk membahagiakan kedua orang tua dengan jerih payah selama 3 tahun itu, harus berakhir ketika kata-kata 25% harus saya telan walaupun berduri. Saya tidak ikut SNMPTN Undangan, itulah kesimpulannya.

3 hari kemudian, ada pemberitahuan dari ketua kelas bahwa 50% siswa kelas RSBI boleh mengikuti SNMPTN Undangan. Alhamdulillah..setelah perasaan hancur berkeping-keping saya bisa menikmati kelegaan yang luar biasa ini. Akhirnya, setengah hasil perjuangan selama tiga tahun mulai mendapat titik terang. Lucu kalau dipikir-pikir lagi :D karena sejak saat itu, saya antusias mendatangi kantor BK untuk membeli formulir pendaftaran. Sebanyak 60 orang siswa mengikuti SNMPTN Undangan dan notabene PTN yang dipilih adalah IPB yang memiliki kuota yang lebih tinggi.

Hari demi hari saya lalui apa adanya. Saya hanya bisa tawakkal, berserah diri meminta yang terbaik pada Allah. Kadang, kalau galaunya lagi kumat seperti biasa saya merepotkan teman dekat saya, Riska untuk meladeni kegalauan saya (maaf ya, Ka hehe) Kami berdua memilih PTN yang sama tapi berbeda departemen. Ia seorang math lover memilih statistika. Kami berencana untuk satu kos-an setelah asrama kelak nanti jika diterima di sana. Namun, perasaan tidak enak dan bimbang tetap menggelayuti pikiran.Jarak pengumuman SNMPTN Undangan dan ujian SNMPTN tulis hanyalah 1 minggu, sedangkan saya belum tentu lolos. Persoalan lagi, saya bingung apakah saya harus mengikuti bimbingan belajar SNMPTN yang harganya tidak murah, hampir 1,5 juta sedangkan saya ikut SNMPTN jalur ini karena ingin meringankan beban ortu. Huff,betapa pelik masalah ini T,TDengan modal nekat lagi saya putuskan untuk belajar otodidak saja dari buku-buku SNMPTN. Saya borong kumpulan soal SNMPTN seharga Rp 100.000 untuk bahan belajar selama kurang lebih 3 minggu.

Tanggal 17 Juni 2011, aroma kegagalan tiba-tiba menyeruak dalam diri saya. As a perfectionist girl, Kegagalan itu memang hal yan paling saya tidak sukai. Saya sudah menguatkan mental dengan berdo'a sebanyak-banyaknya dan meminta do'a dari Ibu. H minus 1 menuju pengumuman, saya memilih menghabiskan waktu di depan komputer untuk browsing, online, dan download. Tiba-tiba saat surfing di web SNMPTN, ternyata pengumuman SNMPTN mundur menjadi tanggal 17 Juni pukul 19.00 WIB dari perkiraan semula tangal 17 Juni pukul 24.00 WIB. Saat itu waktu masih menunjukan pukul 17.00 WIB namun perasaan sudah acak-acakan. Saya hanya bisa berdo'a untuk diri sendiri dan meminta do'a dari Ibu. Herannya, SMS dari teman SD tiba-tiba datang di saat genting seperti ini. Saya tidak mau dia menyatakan belasungkawa ketika saya tidak diterima di PTN yang saya pilih -__-" Akhirnya mau tidak mau saya juga meminta do'a darinya.Setelah sholat maghrib, saya pantengin komputer di kamar. Saya berpindah dari tab satu ke tab lain,web SNMPTN dan Twitter. Mendadak timeline dipenuhi orang-orang yang bernasib sama denganku, galau tingkat akut menjelang detik-detik pengumuman. Saya off sementara untuk tidak melihat pemandangan ini. Kertas berisi nomor pendaftaran SNMPTN sudah ada di tangan. Saya mencoba masuk web SNMPTN dan memasukan nomornya dan ENTER. "Maaf, layanan ini belum bisa diakses".Tanggapan pertama, artinya masih belum dibuka. Pukul 18.45 WIB saya mencoba mengakses kembali. Hit counter saat itu masih menunjukan angka 4 ribuan. Setelah memijit tombol ENTER, saya memejamkan mata dengan mulut berkomat-kamit. Jantung sudah berdetak tak berirama. Perlahan saya buka mata, dan tulisan: "Selamat, anda diterima di Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Silakan lakukan registrasi awal dengan mengikuti link ini"

Saya langsung membuka tab baru dan masuk ke twitter. Timeline dipenuhi dengan euphoria lolos SNMPTN Undangan maupun belasungkawa karena tidak beruntung . Saya juga tidak mau ketinggalan menyampaikan kabar bahagia ini pada teman-teman. "Alhamdulillah, saya diterima di ILMU KOMPUTER IPB :)" Saya klik Tweet. 1 menit kemudian, ucapan congrats mulai memenuhi mentions. Dari kabar yang beredar, sebanyak 18 orang di sekolah lolos SNMPTN Undangan. 9 dari IPB, 1 UI kedokteran, 1 orang farmasi UI, 1 orang jurusan hukum UI, UNPAD, 3 orang lolos FMIPA dan Arsitektur ITB, dan yang lainnya saya lupa :P

Ternyata memang garis takdir berkata lain. Bayangan untuk se-kampus dengan teman dekat saya harus lenyap ketika pengumuman SNMPTN Undangan yang mendebarkan se-antero sekolah itu tiba waktunya.Saya SMS menanyakan keadaannya, namun tak ada reply. Artinya, ia belum mendapat kesempatan untuk berada di PTN yang sama. Sedih juga, karena kami tidak bisa berbahagia bersama-sama. Your future hasn't end, guy :)

Saya tak bisa berkata apa-apa selain bersyukur sebanyak-banyaknya dalam hati dan sujud syukur atas nikmat ini. Ya Allah, I Belive'n you. Betapa nikmat karunia yang kau beri. Alhamdulillah, artinya saya masih diberi kesempatan untuk berbahagia.Tidak lupa, saya sms dua kakak saya dan ayah saya yang tengah bekerja di Bogor. Saya keluar kamar dan memberi tahu Ibu.Beliau tersenyum sumringah dan mengatakan bahwa perjuangan saya berlelah-lelah selama tiga tahun tidak sia-sia. Terima kasih bu, atas doamu aku bisa merasakan perkuliahan di sini selama 7 bulan dan kini tengah menulis postingan di tengah keheningan malam yang sunyi ini.

Bogor, 12 Januari 2012

Pukul 4.17 am WIB

Rusunawa IPB, kamar 418

Di tengah sepinya asrama karena saya belum balik padahal libur UAS sudah dimulai :P


Read More...

Jumat, 06 Januari 2012

Mahasiswa IPB Bukan Mahasiswa Malas dan Manja

1 comment

Oh iya, sebelumnya izin ambil gambar nih. Foto di atas adalah foto 4 mahasiswa teknologi pangan yang mendapat kejuaraan pangan Internasional (Produk sereal yang laris di Chicago, Amerika Serikat)


Mahasiswa IPB bukanlah mahasiswa yang malas dan manja. Saya memberanikan diri untuk menekankan statement ini bukan untuk membanggakan atau hanya sekedar promosi. But, inilah fakta yang saya temukan sejak menginjakan kaki pertama kali di kampus ini. Pertama, faktor geografis yakni struktur tanah yang tidak rata sehingga banyak tanjakan di sana-sini membuat mahasiswa di sini harus berlelah-lelah setiap hari untuk menuntut ilmu. Selain itu, di sini tidak ada lift saudara-saudara! Kita harus bercape-cape ria lagi untuk menaiki anak tangga satu-persatu. Kadang, ngebayangin serasa naik tangga di Harpot tuh kalo lag naik tangga ke kelas :P. Oh, iya ada yang unik bila anda berkunjung ke IPB. Pastikan ada teman di samping jika berniat keliling kampus ini. Pasalnya, arsitektur gedungnya mempunyai bentuk khas segi enam. Wajar saja bila anda merasa terjebak dalam sebuah labirin dan tidak tahu jalan keluar. Saya bahkan perlu waktu 3 bulan untuk menghafal denah ruangan satu fakultas (satu saja?) 0_o.

Kedua, tipikal mahasiswa IPB adalah mahasiswa yang tidak neko-neko. Belajar tidak harus ekstra setiap hari atau tidak pula terkesan santai. Mahasiswa IPB adalah mahasiswa yang pandai menempatkan sesuatu. Buktinya, segudang kegiatan kemahasiswaan dan semuanya mulai dari LK, Himpro, UKM, Club Asrama dan kegiatan eksternal lainnya giat melaksanakan acara-acara kemahasiswaan dan tidak melencengkan tujuan utamanya untuk menuntut ilmu. Mahasiswa berprestasi nasional, wirausahawan muda yang sukses, dan scientist-scientist berbakat juga lahir dari sini. Setiap minggu, banyak seminar-seminar science nasional maupun internasional, pertanian, jurnalistik, dan kepenulisan tidak henti-hentinya membombardir para mahasiswa, khususnya mahasiswa TPB. Bahkan, sejak matrikulasi saya sering mengikuti kegiatan dari Al-hurriyah (mesjid kampus terbesar ke-2 di Indonesia) berupa kegiatan mentoring, jalatsah ruhiyah, Salam ISC, dan masih banyak lagi acara-acara keagamaan dari Alhurr yang menghadirkan tokoh-tokoh terkenal yang tidak ecek-ecek. Kemarin malah udah nonton edcoustic tuh ^_^
Artinya, setiap waktu benar-benar dimanfaatkan untuk kegiatan yang tidak mengurangi semangat menuntut ilmu. Tugas kuliah numpuk, organisasi lancar....

Ketiga, bagi mahasiswa TPB mungkin tidak aneh dengan sistem asrama yang penuh aturan. Salutnya, sistem asrama di sini benar-benar efektif dengan bantuan para Senior Resident. Hingga saat ini, belum ada universitas manapun yang menerapkan sistem asrama seperti IPB, bahkan mewajibkannya . Beberapa universitas negeri memang memiliki asrama, namun tak ada esensi yang berarti selain sebagai tempat bernaung. Tak heran, ketika keluar dari asrama pada tahun ke-2 banyak mahasiswa yang mengungkapkan banyak perubahan yang timbul lpada dirinya. Kang Iwan, lulusan terbaik statistika IPB tahun 2003 yang menulis buku "9 Summer 10 Autumns" juga bahkan berani menyatakan dalam bukunya. Banyak perubahan yang signifikan dalam dirinya setelah menjadi insan asrama dan mengikuti beragam kegiatan asrama di dalamnya selama 1 tahun. Di Asrama IPB, tidak aneh bila lantunan Al-Qur'an terdengar di mana-mana, rapatnya rutinitas sholat berjam'ah,dan banyak mahasiswa yang melakukan kumpulan rutin tiap minggu di Al-Hurriyah (halaqoh/mentoring), atau maraknya jilbaber yang setiap kali berpapasan saling berjabat tangan. Hmhh.. dengan fasilitas asrama yang cukup walaupun kadang-kadang mati air (terutama di Asrama A1,A2,A3) hal ini menimbulkan tantangan tersendiri untuk melatih sejauh mana kita bertahan di sini. Tidak heran banyak yang merasa tidak kuat untuk menjalani kehidupan asrama ini.

Bahkan, menurut salah satu dosen mahasiswa IPB seringkali disegani dalam setiap PIMNAS Program Kreativitas Mahasiswa dan Perlombaan karya Ilmiah tingkat nasional karena ide-ide kreatifnya dan kerunutan berpikirnya. Selain itu, untuk bertahan di kampus ini tidak gampang dan tidak susah. Modal utamanya adalah fokus dan serius sebab tidak banyak waktu luang yang digunakan untuk main games, main twitter, facebookan dll. Mahasiswa IPB memang dituntut untuk bekerja keras menyelesaikan studinya karena rata-rata hanya perlu waktu 3 tahun untuk menyelesaikan 144 SKS. Kenapa 3 tahun? 1 tahun digunakan untuk masa transisi SMA ke PTN, yakni tingkat persiapan bersama. Dalam 1 tahun ini mahasiswa baru kembali menekuni mata kuliah dengan materi SMA seperti matematika, kimia, fisika, Pkn, Bahasa, dll sbagai basic untuk memasuki departemen. Biasanya, tingkat cocok/tidaknya masuk departemen tertentu ditentukan dari hasil belajar di TPB ini. Jadi, jatah 4 tahun itu sebenarnya tidaklah murni 4 tahun, karena sudah diambil dari masa belajar di TPB ini. Artinya, ahli-ahli pertanian, mesin, dan para peneliti lulusan IPB ini sebetulnya hanya perlu waktu 3 tahun untuk menyelesaikan kuliah. So, wajar kalo banyak mahasiswa pindahan yang awalnya shock dengan budaya ngebut seperti ini. Makanya, tidak banyak pula waktu liburan setelah UAS (curhat ceritanya nih T T).

Nah, kalo mau masuk sini kudu tahan banting ya! Karena mahasiswa IPB bukan mahasiswa malas dan manja.
Read More...