Sabtu, 08 Mei 2010

DIALOG PEMUDA DAN 3 HATI

3 comments
Terinspirasi dari nasyid : Ikan, laron dan semut- Fatih

DIALOG 1
Di suatu siang yang terik dimana matahari tepat berada di atas kepala, tampak seorang pemuda tengah melipat dagu dengan pandangan menerawang duduk di sebuah batu yang menghadap ke kolam kecil. Tak lama, pandangannya terarah pada seekor ikan yang megap-megap dan meliuk-liuk dengan gemulai mengitari kolam yang hanya berjarak tiga jengkal itu. Terus berulang hingga beberapa kali. Tapi pemuda itu, hanya memperhatikannya dengan bengong. Tak disangka, si ikan yang merasa terganggu itu membuat si pemuda terperangah kaget.

Ikan : " Ada apa denganmu wahai pemuda ? dari tadi kau terus mengamatiku seperti agen FBI. saya jadi GR nih. . "
pemuda : " Oh, kau ! aku mengamatimu sejak tadi. apakah kau merasa terganggu ? "
ikan : " untuk apa kau mengamatiku ? "
pemuda : " aku heran denganmu wahai ikan . . apa kau tak pernah merasa jenuh dan bosan terus menerus bolak-balik mengitari kolam ? "
ikan : " Why ? "
pemuda : " Aku saja yang melihatnya , geram sekali melihat kau mondar-mandir di tempat yang berukuran tiga jengkal ini "
ikan : " Aku bersama tuhanku. Setiap hari dan di tempat inilah aku hidup. mengapa aku harus bosan ? "
pemuda : ( melongo kaget )
ikan : " Hhh. . manusia memang selalu melihat sisi negatif dari setiap masalah. Pikiran mereka terlalu sempit dan dangkal. padahal, mereka sudah dikaruniai otak yang memiliki berjuta-juta neuron. lalu untuk apa otak diciptakan ? Kau mungkin bisa melihat kolam ini sempit. sama seperti bumi yang kau pijaki, tapi kau bisa meng-eksplore seluas mungkin !

Si pemuda terdiam mematung. Ia mendongakan kepalanya. tak lama, ia mengarahkan pandangannya kembali ke arah ikan bijak itu. Masih dengan aktivitas yang sama, si ikan itu mengitari kolam dengan bebasnya. Pemuda itu bangkit dan melangkah pergi dengan tersenyum.

DIALOG 2
Senja yang indah. Camar-camar berdatangan dari ufuk timur kembali ke peraduannya. Begitu pula dengan seorang pemuda yang sedang berjalan dengan lelahnya untuk kembali ke rumah setelah seharian bergulat dengan urusan sekolahnya. Ia berhenti sejenak di pinggir jalan membeli es kelapa melepas dahaga. Ia terdiam menikmati air yang membasuhi kerongkongannya sambil mengamati semut-semut yang berbaris teratur merayapi pohon mangga di sampingnya. Rupanya sang pimpinan semut sedang memberi komando untuk mengangkut butiran gula. Karena merasa penasaran, si pemuda bertanya pada si komandan :

Pemuda : "Apa yang sedang kau lakukan wahai komandan semut?"

Komandan : "Aku sedang menyuruh anak buahku mengangkut gula-gula ini untuk persediaan makan kami"
Pemuda : "Apakah kalian tidak merasa lelah terus menerus bekerja setiap hari untuk mengangkut makanan?"
komandan : "walaupun kami terus menerus bekerja, kami tak perlu merasa lelah "
pemuda : "haha. .mana mungkin?" si pemuda tertawa menyeringai.
komandan : "Karena setiap saat kami bekerja, bersama tuhan kami, Allah SWT. jawab sang komandan semut mantap.

Lagi-lagi, si pemuda kembali terdiam mendengar jawaban sang Komandan semut. Dia menyeruput es kelapa untuk yang terakhirnya. Segera ia beranjak dari tempat itu dan tersenyum.

DIALOG 3
Malam yang syahdu. Si pemuda sudah pulang ke tempat peristirahatannya. Setelah melantunkan ayat suci al-Qur'an si pemuda bangkit mengambil buku BIOLOGI XI B nya dan duduk di teras rumahnya memandangi bintang gemintang. Tak lama, daun telinganya menangkap suara jangkrik. Ia melihat sekawanan laron yang bertebangan di sekitar genting yang dirimbuni pepohonan. Kali ini , si pemuda mengurungkan niatnya untuk menegur para laron. Ia ragu untuk yang ke-n kalinya setelah ia dipermalukan oleh ikan dan semut pagi tadi. Mendadak sang laron yang berkata padanya .

Laron : Wahai pemuda, bukankah kau merasa terganggu dengan pekikanku ini ?
pemuda : Hhmm. . untunglah kau laron yang tahu diri.
Laron : Maaf atas ketidaknyamanannya . .
Pemuda : Hidup kalian cuma semalam
Laron : memang benar. Lalu ?
Pemuda : Tidakkah kalian takut mati ?
Laron : Mati ? walau hidup semalam, aku bertasbih mensucikan nama tuhanku , aku bertahmid memuji tuhanku, aku bertakbir mengagungkan tuhanku , dan aku bertahlil mengesakkan tuhanku . Mengapa aku harus takut akan datangnya kematian ?
Pemuda : Untukku ke - n kalinya. .

Si pemuda mengucapkan kata terakhir dalam dialognya dengan sang laron. Ia pergi ke dalam rumahnya sambil kembali tersenyum dan bergumam :

"Sejauh apa...hidup tanpa Tuhanmu? " tanyanya pada jiwanya.

"Sedalam apa...hidup tanpa Tuhanmu? " tanyanya pada hatinya

"Sekeras apa... kerja tanpa Tuhanmu? " tanyanya pada dirinya.
"Aku malu dengan ikan, laron dan semut " gumamnya kembali lirih.

Jawabannya : hanya kau yang bisa memahami dialog di atas ^_^

3 komentar:

  1. Speechless --
    *introspeksi diri*
    ak terlalu sibuk mengeluh,
    "Maka nikmat Tuhanmu yg manakah yang kamu dustakan?"

    nice share :rate5:

    BalasHapus
  2. @alzyress fabiayyi aalaa i rabbikumaa tukaddzibaan..:)

    BalasHapus
  3. Kata si aa kita harus rajin ngaji.
    Ngaji al-Qur'an dan ngaji diri #heyah

    BalasHapus

please write a comment