Jumat, 13 April 2012

12 Hours : Long Journey to My Home

Leave a Comment
Rabu, 11 April 2012 ujian Biologi dinyatakan sudah berakhir. Sama artinya dengan NO begadang, NO kelaperan malam-malam dan NO agenda baca slide -_-" Awalnya sempat terbesit untuk pulang ke Majalengka, Town sweet Town hari itu. Jujur, bukan semata-mata kangen rumah juga, tapi karena semenjak nenek dirawat di Rumah Sakit saya sama sekali belum pernah ngejenguk untuk sekedar berkata "Howdy?". Sebagai anak kuro-kuro (kuliah syuro-kuliah syuro) saya yakin banget gak bakal ada waktu luang lagi untuk pulang kalo gak dipaksain buat pulang.

Tapi, saya urungkan niat lagi karena beberapa hal :
Pertama, hari Jum'at jam 6.00 ada agenda WAJIB yang harus diikuti
Kedua, hari Minggu ada agenda WAJIB buat para Insan Asrama TPB berupa pembinaan karakter dari Ditmawa yang biasanya acaranya bagus dan rugi banget kalo ga diikuti. Hidup cuma sekali,kawan.

Terus permasalahannya apa?
Ya sama aja bohong dong kalo pulang hari jum'at abis acara WAJIB tadi. Balik ke Bogor lagi kappaaan?? Dikira Majalengka-Bogor sama kayak dari Bara-Asrama ? O_o
Kata temen-temen sih, jarak Bogor-Majalengka itu deket, CUMA 6-7 jam perjalanan. Bayangkan kalo dari Mataram-Bogor (Iya lah..) Bener juga sih, tapi mereka ga tau rute perjalanan yang dilaluinya itu bikin kerasa capeknya bener-bener ga nahan. Meskipun pake bis patas ber-AC, sama aja bohong kalau awalnya naik metromini yang ngelewatin hutan dan gunung (Eh..bener loh)
Alakhir, saya putuskan untuk istirahat saja di asrama membalaskan jatah tidur saya yang tekuras habis karena metode belajar saya yang persis kerjanya kayak RAM alias volatile alias SKS alias sistem kebut semalam/sehari/sehari sebelumnya hehe. Saking capeknya, kebablasan dah tidur sampe jam setengah 5 sore. Padahal jam 4 sore ada undangan ketemuan ama Ibu Sekertaris yang nyuruh kumpul di alhurr. Lirik ke jendela hujan gede banget, yaah jadi males dah kalo keluar. Hmmh, ngerasa bersalah juga sih.

Kamis, 11 April 2012
Penghuni asrama tepatnya di lantai 4 sudah mulai meninggalkan jejaknya. Kesunyian juga mulai terasa di kamar yang cuma diisi oleh saya, anak bogor dan anak Malang yang gak pulang karena masih ada agenda ujian yang belum diselesaikan. Mereka masih berkutat dengan Pengantar perikanan, Ikhtiologi dan Pengantar Psikologi yang jadi mata kuliah interdept mereka. Kocak ya anak Bogor gak pulang, padahal tu anak biasanya pulang kalo weekend. Demi menghadapi ujian Ikhtiologi yang belum kelar,anak yang satu ini jadi insan asrama sejati untuk minggu ini. Satu lagi teman sekamar saya yang
anak Jombang, pulang ke rumah saudaranya di Depok seperti biasanya kalo ngabisin waktu liburan UTS kayak gini. Beruntungnya saya dan anak Jombang ini sudah melewati masa kritis menghadapi ujian interdept kami masing-masing. Jadi, hari kamis-minggu jadwal sudah benar-benar kosong dari ujian.
Entah kenapa, awalnya saya ragu buat pulang hari Kamis. Tapi temen saya yang pulang ke Depok ini mulai menggoda saya untuk membelokan niat saya untuk membatalkan rencana pulang.
"Kapan lagi ada kesempatan? Jangan pikirin yang lain, pikirin keluarga dulu yang sudah menunggu
"
Hmhh, iya juga sih. At last, saya PULANG! meninggalkan asrama dan agenda WAJIB yang sebenarnya boleh izin asalkan alasannya logis. Izin pun sudah saya terima karena alasan menjenguk nenek. Niat PULANG hari itu benar2 jadi 100%. Ba'da shubuh saya mandi dan memberitahu ibu mengenai kepulangan saya yang mendadak.
Meskipun sumringah, faktanya masih ada celah kekhawatiran di hati saya ketika akan melakukan perjalanan hari itu. Ada sesuatu yang masih njleb di hati karena melepaskan agenda WAJIB hari jum'at.
Pukul 6.30 waktu jam hape, saya keluar dari gerbang asrama dengan hati yang sudah mulai mantap untuk melakukan perjalanan menuju baitii jannatii. Perjalanan lancar sampai terminal Baranangsiang yang aktivitasnya selalu padat. Berbagai transportasi berbagai jurusan mulai beroperasi di sana-sini. Saya bingung juga, bus apa yang paling cepat tapi murah? Selang beberapa lama setalah tanya sana-sini, ada mas-mas yang nanya:
" Mau kemana, Teh?"
" Leuwipanjang" , jawab saya sekedarnya. Ya, rencananya saya pilih jalur Bandung untuk menghindari kegalauan di bus karena panas kalo lewat Cikarang.
" Oh, itu leuwipanjang. Yang depan, Teh" balas si abang tadi sambil menunjukan mobil berinisial HP (jurusan Bogor-Cianjur-leuwipanjang)
Herannya, saya nrimo bagaikan tertarik magnet untuk masuk ke dalam bus yang ditunjuk tadi. Pikir saya, nyoba bus ekonomi buat ngirit doku. Padahal awalnya saya berniat pakai bus patas AC saja biar gak kerasa cape. Di dalam bus, ternyata baru ada 5-6 penumpang padahal kursi yang disediakan lumayan banyak. Saya lebih leluasa untuk memilih bangku yang dekat ke jendela untuk menghindari aksi cacing kepanasan.

Entah kenapa, saya gelisah saat itu. Saya mencoba membaca al-matsurot, dzikir dan do'a yang diajarkan Rosulullah untuk menenangkan pikiran saya. Pikiran negatif mulai merasuki otak. Jangan-jangan bus ini bukan jalur ke Leuwipanjang? Sudah dua penjaja makanan dan minuman yang melintas di pinggiran bangku saya. Akhirnya saya mencoba bertanya ke salah satu dari mereka.
"Bang, ini ke leuwipanjang kan?"
Pedagang makanan itu pun mengiyakan. Sempat saya mencoba membaca tulisan di depan bus saya untuk memastikan. Sayangnya, hanya huruf CIAN*** yang bisa saya lihat. Selebihnya, 3 tanda bintang tersebut tidak bisa saya baca dengan jelas. Mau turun, serba salah karena udah naik. Entah kenapa tiba-tiba saat itu saya jadi tidak teguh pendirian dan mengurungkan niat untuk turun dari mobil. Saat galau itu, entah kenapa kondekturnya langsung nagihin ongkos dari penumpangnya padahal busnya masih diam di tempat nunggu penumpang lain. Kecurigaan mulai bertambah ketika si pedagang koran lewat beberapa kali menawarkan koran seharga 1000 rupiah. Karena kasihan, akhirnya saya beli tuh koran buat sekedar jadiin kipas. Koran yang ditawarkan adalah koran daerah. Rupanya koran yang saya baca adalah koran bertajuk daerah Cianjur. Hmmh, akhirnya saya tahu kemana bus ini akan dikemudikan.

Otak saya mulai bekerja mencari akal. Karena hp pun tidak mendukung GPS, saya mencoba untuk searching di google tentang Bus ini. Saya mendapatkan kata kunci dari beberapa hasil searching. Bus HP beroperasi dari Bogor menuju Leuwipanjang via Cianjur. Wah.. syok saya membacanya. Kenapa harus jauh-jauh via Cianjur kalo tujuan akhirnya sama? Olalaa.. tau gini mendingan lewat Tol Cipularang dah -__-"

Kegelisahan saya mulai meningkat ketika bus HP ini tidak juga menampakan tanda-tanda menancapkan gasnya untuk memulai pemberangkatan. Sudah hampir setengah jam saya duduk di sini. Sebagai orang yang menghargai banget yang namanya TIME, saya mulai gak terima dan duduk bagai cacing kepanasan walaupun pagi itu matahari tidak terlalu garang. Saya lirik kanan kiri depan belakang untuk mencari-cari supir dan kondektur yang masih santai teriak-teriak, Bandung Bandung!
Sudah hampir satu jam, saya melihat ibu yang tengah bermain dengan bayinya yang duduk di belakang saya mulai tidak betah di tempatnya. Ia pun berpindah di bangku yang ada di seberang kanan saya. Tak terkecuali saya yang (continue...)



Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

please write a comment