Rabu, 18 November 2009

TAHUN BARU, DIBALIK SEBUAH TRADISI

1 comment
Tahun baru ? kapan ? Ya tanggal 1 Januari lah . .
Eh , kata siapa tuh?

Lho, emang iya kan? Kita tiup terompet pas malam tahun baru, tepatnya 1 Januari!1

Emang kamu tahu sejarah tahun baru ?

Enggak, lah . . kesimpulannya?

Engg. .

Tuh gak bisa jawab. .

Jawabannya , yang kita tahu hanyalah sebuah tradisi yang mewajibkan kita untuk membeli terompet atau kembang api di malam tahun baru. Apalagi, saya pernah melewatkan malam tahun baru( maaf, maksudnya malam menjelang tanggal 1 Januari ) di kota besar. Ternyata, suara petasan begitu memekakan telinga dan terdengar di sana-sini. Apalagi, para pemuda yang kebetulan mungkin menunggu lonceng berbunyi tepat jam 00.00 begitu bersemangat memainkan alat musik sambil berceloteh ria. Tentu saja, yang dirugikan adalah saya! Mencoba untuk tidur, tapi benar-benar tak berdaya.

Keadaan yang benar-benar kontras yang pernah saya temui. Di daerah saya, tidak pernah dijumpai perayaan khusus untuk tahun baru semeriah itu. Walaupun ada, kecil peluangnya. Sebagai penduduk yang heterogen, kami melewatkan tahun baru dengan biasa-biasa saja.
Bagaimana dengan kamu? Ikut-ikutan juga? Kalau iya. . Masya Allah. .bahaya tuh! Mengapa banyak orang yang mudah menghafal bulan masehi daripada hijriyah? Mungkin, itu dianggap biasa karena kita menggunakan kalender masehi sebagai patokan waktu. Tapi salah besar dan fatal bila kita tidak tahu kapan tanggal 1 Muharram sementara kita hanya mengetahui 1 Januari sebagai awal segalanya, tahun baru, baju baru, pokonya baru semua! Parahnya lagi, perayaan ini sangat digandrungi generasi uda terutama umat islam!

Tradisi merayakan tahun baru, konon mulai ada sejak abad ke 45 SM oleh Julius Caesar. Hal ini dilakukan dalam rangka mennghormati Dewa Janus. Seeiring perkembangan, akhirnya ucapan ” Happy New Year ” banyak kita ucapkan berbarengan dengan perayaan natal bagi umat kristian. Nah, dari sini mulai terlihat bahwa tak ada sangkut paut islam dan perayaan tahun baru masehi. Untuk sejarah tentang pengambilan masehi yang diadopsi dari Eropa mungkin kita sudah sering mendengarnya. Namun, saya sendiri heran. Orang – orang tidak tahu hal ini atau pura-pura tidak tahu? Ujung-ujungnya perayaan ini dijadikan ajang hura-hura. Begadang semalam suntuk untuk menunggu waktu yang pasti akan terlewat ini. Akhirnya mengarah ke arah yang negatif, ya ga? Perayaan tahun baru seolah-olah menjadi kewajiban mutlak orang-orang hedonis. Mungkin takut dianggap kuno , atau bahkan sok alim. . ( bangga dong. . daripada dikatain sang penghuni neraka. .) Ketegasan Allah dalam Al-Qur’an pun dijelaskan :

” Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan ”
( QS.AL-AN’AM : 141 )

So, budaya hura-hura demi menyambut perayaan yang tak jelas asal usulnya ini tentu tidak ada gunanya. Daripada ngabisin waktu dan uang, mending kita tidur nyenyak dan beliin tu uang buat jajan bakso. Apalagi kita seorang muslim, tak sepantasnya memboroskan harta seperti pada surat Al-Isro:26-27
"Dan janganlah kamu menghambur-hamurkan hartamu secara boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya syetan dan syetan itu sangat ingkar kepada tuhannya ”

Nah. . sekarang kan bulan oktober. . berapa bulan lagi tuh ? masih mau ikutan nunggu malam 1 Januari ??

1 komentar:

  1. ya emg thn bru bnyk mdrat'y...kmrn dngr2 pas thn bru da yg kclkaan...hmm..sgt dsyngkn,klo sja mrka ga hura2 n lbh mndktkn dri pd Allah SWT mnkn ga kyk gtu.,.

    BalasHapus

please write a comment